Laporkan Masalah

Jebor Jatiwangi Art Factory Sebagai Pusat Kultural Desa

YURAMIA OKSILASARI, Labdo Pranowo, ST., M.Sc.

2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Jatiwangi merupakan sebuah kecamatan rural urban yang terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Salah satu hal yang menarik dari daerah ini adalah sejarahnya yang cukup panjang sebagai industri genteng dan tanah liat terbesar di Indonesia. Industri tersebut tidak hanyak menjadi mata pencaharian masyarakat Jatiwangi namun juga menjadi komponen kebudayaan utama yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Perseduluran perjeboran, adalah istilah yang biasa digunakan oleh serikat pekerja pabrik genteng (jebor) . Namun saat ini identitas Jatiwangi sebagai masyarakat industri genteng sedang berada di ambang transisi karena menurunnya jumlah jebor yang masih memproduksi genteng, dan berganti menjadi industri baru. Banyaknya jebor, menjadi daya tarik utama Jatiwangi dari segi arsitektural. Dibangunnya jebor secara lokal, menjadikan setiap jebor memiliki keunikannya sendiri, berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jatiwangi Art Factory adalah sebuah komunitas yang bergerak di bidang seni dan budaya, merasakan keresahan masyarakat Jatiwangi terkait identitas mereka sebagai masyarakat industri genteng. Jatiwangi Art Factory mencoba meningkatkan cara pandang masyarakat akan tanah tidak hanya sebagai genteng, melainkan juga seni dan budaya. Jatiwangi Art Factory selama lima belas tahun berkarya dengan memanfaatkan sebuah jebor di Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi. Kekayaan jebor, komunitas, dan material tanah merupakan potensi yang dapat dikembangkan Desa Jatisura untuk menjadi sebuah desa budaya di Jatiwangi, dengan Jatiwangi Art Factory sebagai pusat budaya yang menjadi generator aktivitas desa budaya tersebut. Konsep perancangan pusat kultural Jatiwangi mengacu pada ditampilkannya potensi lokal Jatiwangi sebagai komponen yang mampu menjawab kebutuhan Jatiwangi Art Factory akan ruang aktualisasi dan kebutuhan masyarakat desa budaya akan pusat kultural. Perancangan desain akan melestarikan keragaman jebor sekitar Jatiwangi yang dimasukkan ke dalam jebor eksisting, serta penambahan beberapa massa bangunan untuk kebutuhan ruang lainnya, yang disesuaikan dengan konteks.

Jatiwangi is a rural urbane area located in District of Majalengka, West Java. One of the interesting things in this area is the long history as the biggest tile and clay industry in Indonesia. The industry is not only the main livelihood of Jatiwangi community, but also become the main cultural component that grow and develop in society. Perseduluran perjeboran, or the brotherhood of tile factory, is a term commonly used by tile factory (jebor) unions. However, Jatiwangi's identity as a tile industry is on the verge of transition because of the declining number of jebor that still produces tile, and has changed into a new industry. The number of jebor becomes the main attraction of Jatiwangi in terms of architecture. The locally-built of jebor make each jebor has its own uniqueness, different from one to another. Jatiwangi Art Factory is a community engaged in art and culture, felt the unease in society related to their identity as a society of tile industry. Jatiwangi Art Factory tries to improve society's view on soil not only as tile, but also art and culture. Jatiwangi Art Factory for fifteen years work by utilizing a jebor in Jatisura Village, District of Jatiwangi. The number of jebor, community, and soil material are potency that can be developed Jatisura Village to become a cultural village in Jatiwangi, with Jatiwangi Art Factory as cultural center and become the generator of village's activity. The design concept of Jatiwangi cultural center refers to the display of Jatiwangi's local potency as a component that is able to answer the needs of Jatiwangi Art Factory about their actualization space and the needs of cultural village society about cultural center. The design will preserved the variety of jebor around Jatiwangi, put into the existing of jebor, as well as the addition of several building masses for other space needs, adapted to the context.

Kata Kunci : Jebor, Pusat Kultural, Desa Budaya


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.