ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DI OBJEK WISATA HUTAN PINUS MANGUNAN KABUPATEN BANTUL
DIDA BINTANG AULIA, Fahmi Prihantoro S.S., S.H., M.A., Dr. Wiwik Sushartami, M.A.
2017 | Skripsi | S1 PARIWISATAHutan Pinus Mangunan merupakan salah satu objek wisata alam yang menjadi tujuan utama wisatawan di Kabupaten Bantul. Sebagai kawasan lindung dan objek wisata alam, Hutan Pinus Mangunan telah memberikan banyak dampak positif pada pendapatan pemerintah dan kegiatan prekonomian setempat. Namun demikian, wisata alam yang cenderung bersifat massal dapat mempengaruhi kualitas lingkungan di objek wisata tersebut. Maka dari itu, sangat penting untuk melakukan pengukuran jumlah maksimum pengunjung yang dapat ditampung oleh objek wisata dengan memperhitungkan daya dukung sebagai salah satu perencanaan pariwisata berkelanjutan dan evaluasi untuk pengelolaan yang sedang berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung wisata alam berdasarkan metode perhitungan daya dukung Cifuentes (1992) terdiri dari daya dukung fisik (Physical Carrying Capacity/PCC), daya dukung riil (Real Carrying Capacity/RCC), dan daya dukung efektif (Effective Carrying Capacity/ECC). Hasil penilaian daya dukung menunjukkan bahwa nilai PCC adalah sebesar 20.745 pengunjung/hari. Perhitungan daya dukung riil dengan memperhitungkan faktor koreksi keanekaragaman jenis (Cf1=0,558), kelerengan (Cf2=0,4), erodibilitas tanah (Cf3=0,6), serta curah hujan (Cf4=0,936) diperoleh nilai RCC sebesar 2.600 pengunjung/hari. Nilai ECC dengan mempertimbangkan kapasitas manajemen adalah sebesar 1.430 pengunjung/hari. Perbandingan nilai daya dukung dengan jumlah rata-rata pengunjung aktual per hari Hutan Pinus Mangunan sebesar 2.381 pengunjung/hari belum melampaui nilai daya dukung fisik dan daya dukung riil. Namun demikian jumlah rata-rata pengunjung harian tersebut telah melampaui nilai daya dukung efektif.
As a protected area and nature tourism site, Hutan Pinus Mangunan has provided many positive impacts for the government revenue and the local economic activities. However in the end, nature tourism activities has tended to be a mass tourist activity that could lead into negative impacts and affect the quality of natural environment. Therefore, it is very important to measure the maximum number of visitors that can be accomodated in a tourism site by determining the carrying capacity as one of sustainable tourism plannings and evaluation of ongoing management. This study aims to determine the carrying capacity of Hutan Pinus Mangunan using carrying capacity measurement method developed by Cifuentes (1992) which consists of physical carrying capacity (PCC), real carrying capacity (RCC), and effective carrying capacity (ECC). The results of this study shows that the value of the physical carrying capacity of the area is 20.745 visitors/day. The assessment of real carrying capacity by considering correction factors such as diverse kind (Cf1=0,558), the slope of the area (Cf2=0,4), land erodibility (Cf23=0,6), and the rainfall (Cf4=0,936), obtained the value of RCC is 2.600 visitors/day. The result of ECC measurement after considering management capacity is 1.430 visitors/day. The comparison of the results based on the measurement and the number of visitation indicates that average number of actual visits in Hutan Pinus Mangunan which is 2.381 visitors/day does not exceed the limit of the physical carrying capacity and real carrying capacity of the area. However the average daily visits had exceed the effective carrying capacity of the area.
Kata Kunci : daya dukung pariwisata, wisata alam, Hutan Pinus Mangunan