Laporkan Masalah

ISLAMIC TRADITIONAL HIGHER EDUCATION BETWEEN TRADITIONALISM AND MODERNISM (CASE STUDY OF MAHAD ALY AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA)

MOCHAMMAD MAOLA N G, Dr. Suhadi

2017 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Kementerian Agama meresmikan 13 Mahad Aly di Indonesia setara dengan program sarjana di universitas pada bulan Mei 2016 dan 14 Mahad Aly di tahun 2017. Artinya, lulusan Mahad Aly akan memperoleh gelar sarjana (Sarjana Agama), setara dengan gelar sarjana di universitas Islam lainnya. Mahad Aly al-Munawwir adalah salah satu Mahad Aly yang tidak mengikuti formalisasi. Secara resmi Mahad Aly al-Munawwir tidak mengeluarkan gelar untuk lulusannya, namun para santri dibagi menjadi dua; mereka yang fokus untuk belajar di Mahad Aly dan mereka yang juga belajar di luar untuk mendapatkan gelar akademik. Pertanyaan penelitian dari makalah ini adalah bagaimana respon santri terhadap Mahad Aly al-Munawwir dan pandangan mereka terhadap gelar akademis. Penelitian dilakukan melalui metode etnografi dengan menggunakan wawancara dan observasi dengan penelitian kepustakaan sebagai pendukung pengumpulan data juga dokumen lain yang relevan. Hasil dari makalah ini adalah santri pesantren sangat loyal kepada pesantren, melebihi loyalitas terhadap negara. Namun atas nama belajar, mereka melakukan resistensi terhadap pesantren dengan cara berbisik-bisik, mendaftar sekolah di luar, lalu menomorduakan pesantren. Gelar akademis tidak penting karena santri tidak mengandalkannya untuk hidup di masa depan, melainkan simbol penghargaan kepada orang tua.Maka dari itu, rekognisi Mahad Aly berimbas pada kontestasi tradisionalisme dan modernisme di Mahad Aly.

The Ministry of Religion has recognized 13 Mahad Aly in Indonesia to be equivalent with undergraduate program at universityin May 2016, and 14 Mahad Aly in 2017. Meaning, Mahad Aly graduates will get a degree (S.Ag / Sarjana Agama / Bachelor of Religion), equal with an undergraduate degree in particular Islamic universities. Mahad Aly al-Munawwir is one of Mahad Aly which didnt join the formalization. Officially Mahad Aly al-Munawwir didnt issuing degree for its graduate, but the students divided into two; those who focus to study in Mahad Aly and those who also study outside to pursue a degree.The research questions are how the students response toward Mahad Aly al-Munawwir and their worldview of academic degree. The research was conducted in ethnography methodusing interview and observation with library research as support in collecting data and relevant document. The resultshowspesantren student isvery loyal to pesantren, and their loyality is beyond the loyality toward the state. Behind their loyality, they are resist in the name of study through whispering, dualization, and overriding. The academic degree is not important since the student doesnt rely on it to survive in the future, but rather a symbol of appreciation for the parents. Therefore, I argue that the recognition leads to contestation between traditionalism and modernism in Mahad Aly.

Kata Kunci : Mahad Aly, Habitus, Resistance, Traditionalism, Modernism