Laporkan Masalah

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN TANAH WAKAF BERDASARKAN PERSPEKTIF NAHDATUL ULAMA, MUHAMMADIYAH DAN PEMERINTAH D.I YOGYAKARTA

ABDUL MUBARAQ, Prof. Dr. Syamsul Hadi, S.U

2017 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Ajaran Islam memuat dua dimensi jangkauan, yaitu kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Salah satu sektor ekonomi syariah tidak bisa dianggap remeh adalah peran sosial ekonomi syariah melalui instrumen ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf). Dalam bidang sosial ekonomi, Islam mendorong pendayagunaan institusi wakaf dalam rangka peningkatan kesejahteraan umat. Muhammad Musthafa Tsalabi telah membuat rumusan wakaf dalam bentuk penahanan harta atas milik orang yang berwakaf dan mendermakan manfaatnya untuk tujuan kebaikan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Tujuan peneilitan ini untuk mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf berdasarkan perspektif Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dalam hal ini pemerintah di Yogyakarta. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif eksploratif yang bertujuan untuk mengungkapkan pandangan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Badan Wakaf Indonesia terhadap wakaf tanah. Sampel penelitian adalah tokoh Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Badan Wakaf Indonesia. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik pengkodean (pengkodean berbuka, pengkodean berporos dan pengkodean berpilih). Hasil analisis data dapat disimpulkan pada penelitian ini yang berjumlah 3 orang tokoh Islam, yang masing-masing berasal dari tokoh Nahdatul Ulama, Muhammdiyah, dan Badan Wakaf Indonesia, maka ditemukan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf NU khususnya di Yogyakarta belum dikelola dengan baik karena sebagian besar wakif menyerahkan ke nazhir dengan akad serah terima tanpa dilandasi dengan administrasi yang diurus secara hukum. Pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf Muhammadiyah khususnya di Yogyakarta sudah dikelola dengan baik. Pengelolaan dan penerimaan wakaf yang sudah melakukan penjemputan wakaf dan sudah sesuai dengan hukum serta peraturan yang ada. Meskipun pada kenyataanya wakaf terbanyak Muhammadiyah masih berupa tanah. Pengelolaan dan pemanfaatan tanah wakaf BWI khususnya di Yogyakarta mengalam kemajuan namun terbatas benda yang tidak bergerak (tanah), hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya rumah ibadah di Yogyakarta dari hasil wakaf.

Islamic teachings contain two dimensions of reach, that is the happiness in the world and the happiness in the heaven. One of the sectors of sharia economy can not be underestimated, it has the social and economic role of sharia through ZISWAF instruments (Zakat, Infaq, Shadaqah, Waqaf). In the social economy area, Islam encourages the utilization of waqf institutions in order to improve the welfare of the people. Muhammad Musthafa Tsalabi has made a formula of wakaf in the form of an asset custody of the person who represents and donates its benefits for the good of the present and the future. The purpose of this research is to know the management and utilization of wakaf land based on the perspective of Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, and Badan Waqaf Indonesia (BWI) in this case government in Yogyakarta. The research design used in this research is a qualitative explorative research that aims to the views of Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah and Badan Waqah Indonesia against the land waqf. The sample of research is Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah and Indonesian Wakaf Board. The data collection techniques used are interviews and documentation. Data analysis techniques use coding techniques (breaking encoding, pivot coding and select coding). The result of data analysis can be concluded in this research which amounted to 3 people of Islam figure, each from Nahdatul Ulama, Muhammdiyah, and Badan Wakaf Indonesia, it is found that the management and utilization of NU land of waqf especially in Yogyakarta has not been well managed because one most of the wakif submit to nazhir with acceptance agreement without being based on the legally administration. The management and utilization of Muhammadiyah wakaf land especially in Yogyakarta has been well managed. The management and acceptance of endowments that have made wakaf pick-up and are in accordance with existing laws and regulations. Athough the fact that Muhammadiyah's largest wakaf is still land. The management and utilization of wakaf land of BWI especially in Yogyakarta is progressing but limited to tangible asset (land), as evidenced by the increasing place of pray in Yogyakarta from of the waqf.

Kata Kunci : wakaf tanah, Nahdatul Ulama, Muhammadiyah, Badan Wakaf Indonesia

  1. S2-2017-389525-abstract.pdf  
  2. S2-2017-389525-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-389525-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-389525-title.pdf