Laporkan Masalah

STRESS TEST POSISI DEVISA NETO (PDN) PADA BANK-BANK DI BAWAH PENGAWASAN DEPARTEMEN PENGAWASAN BANK ABC OTORITAS JASA KEUANGAN

YUTIKA R. VIPERTIWI, Sumiyana, Dr., M.Si., Ak., CA.,

2017 | Tesis | S2 Manajemen

Krisis nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya US Dollar, sejak semester II tahun 1997 telah memberi pengaruh buruk bagi perbankan nasional, khususnya bank yang berstatus devisa. Kondisi ini timbul akibat besarnya eksposur Posisi Devisa Neto (PDN) yang dimiliki perbankan nasional, terlebih setelah pelaksanaan pemindahan pinjaman valuta asing ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Besarnya eksposur PDN tersebut mengakibatkan tingginya risiko foreign exchange, terutama pada saat fluktuasi kurs mata uang yang cukup besar. Hal ini bagai dua sisi mata uang, yang pada satu sisi menimbulkan potensi kerugian yang cukup besar, sedangkan di sisi lain menyebabkan adanya kemungkinan keuntungan yang akan diraih. Simulasi stress-test merupakan salah satu perkakas kuantitatif penting dalam manajemen risiko yang digunakan oleh otoritas publik untuk tujuan stabilitas keuangan, mengevaluasi ketahanan Bank dalam menghadapi kejadian eksternal yang paling ektrim sekaligus mungkin terjadi, serta menentukan besarnya skenario krisis yang dapat mempengaruhi nilai dari portofolio. Pada bank-bank di Departemen Pengawasan Bank (DPB) ABC yang memiliki eksposur valuta asing, setelah dilakukan simulasi stress-test dengan beberapa skenario didapatkan kesimpulan bahwa bank-bank di DPB ABC seluruhnya telah melakukan manajemen risiko pasar dengan baik, hal ini terbukti tidak adanya bank yang PDN-nya melewati threshold-nya yaitu PDN akhir hari setinggi-tingginya 20% dari modal atau 30% bagi bank yang telah memenuhi kriteria untuk wajib memenuhi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dengan memperhitungkan risiko pasar sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, pengawas bank telah melakukan identifikasi PDN secara cepat tanpa menggunakan alat/metode yang rumit agar Supervisory Plans yang direncanakan tepat guna dan tepat waktu. Selisih Capital Adequacy Ratio (CAR) yang diperlihatkan pada simulasi juga menunjukkan angka yang relatif kecil sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap CAR bank di DPB ABC secara keseluruhan. Adanya dua lembaga tinggi yang keduanya menggunakan stress-test dalam melakukan pengawasan terhadap perbankan nasional, yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, tentunya membuat perbankan di Indonesia semakin aman dalam menjalankan usahanya, namun sebaiknya lembaga ini berkoordinasi agar metodologi dan hasil yang disampaikan kepada industri perbankan tidak saling bertolak belakang.

The crisis of rupiah exchange rate to foreign currencies, particularly US Dollar, since the 2nd semester of 1997 has adversely affected national banking, especially foreign exchange banks. This condition was caused by the massive exposure of Net Open Position (Posisi Devisa Neto/PDN) in national banking, in particular after the remittance of foreign exchange loan to Indonesian Bank Restructuring Agency (Badan Penyehatan Perbankan Nasional/BPPN). The massive exposure of PDN resulted in the high risk of foreign exchange, especially when currency rate fluctuated quite significantly. These are two sides of the same coin, where one side has the probability of quite substantial loss, while the other side provides a possibility of profit. Stress test simulation is one of the crucial quantitative tools in risk management applied by public authority with the purposes to stabilize finance, to evaluate bank resilience in facing the most extreme and possible occurrence, and to determine the extent of crisis scenario which can affect the value of portfolio. Stress test simulation with several scenarios has been conducted to banks in Department of Bank Supervision (Departemen Pengawasan Bank/DPB) ABC which have exposure to foreign exchange, and it can be concluded that all the banks have performed market risk management satisfyingly. This is seen in no bank whose PDN exceeds its threshold, which is end-of-day PDN of maximum 20% of the capital, or 30% for banks who have met the criteria to fulfill the Obligation of Minimum Capital Provision (Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/KPMM) by weighing market risk based on the applicable rules. In addition, bank supervisor has performed PDN identification rapidly without the use of complicated tool or method, in order that the arranged Supervisory Plans to be efficient and on time. The difference of Capital Adequacy Ratio (CAR) shown in the simulation also depicted a relatively low number, thus it did not overly affect CAR in DPB ABC as a whole. Two upper institutions, namely Bank of Indonesia and Financial Services Authority (Otoritas Jasa Keuangan), which applied stress test in supervising national banking, certainly result in more secure environment for Indonesian banking to perform their operations. However, it is best for these institutions to cooperate, in order that the methodology and results presented to banking industry to be concordant.

Kata Kunci : Posisi Devisa Neto, Stress-Test, Risiko Nilai Tukar, Capital Adequacy Ratio

  1. S2-2017-376093-abstract.pdf  
  2. S2-2017-376093-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-376093-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-376093-title.pdf