DETERMINAN PERMINTAAN NAIK KELAS PERAWATAN PASIEN BPJS NON PBI DI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017

SITI MASTUTI, Dr. dr. Andreasta Meliala, MD., DPH., MPH., MAS., Ph.D.; Dr. Diah Ayu Puspandari, Apt., M.Kes., MBA.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Berlakunya kebijakan peningkatan kelas perawatan pada peserta BPJS non PBI yang tertuang dalam pasal 24 Peraturan Presiden nomor 19 tahun 2016 tentang Jaminan Kesehatan, yang kemudian di ikuti dengan perubahan standar tarif pelayanan kesehatan (tarif INA-CBGs) pada Permenkes no 4 tahun 2017, mendorong keinginan pasien untuk menggunakan hak tersebut dalam pelayanan rawat inap di RS. Selain bermanfaat bagi peserta, demand terhadap peningkatan kelas perawatan menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi masa depan sebuah rumah sakit. Permintaan peningkatan kelas perawatan di RS PKU Muhammadiyah Gombong sejak awal JKN tahun 2014 sampai dengan awal tahun 2017 sangat fluktuatif. Variabel-variabel dari karakteristik faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor kebutuhan pasien turut menjadi pertimbangan Pasien dalam permintaan naik kelas perawatan di RS. Tujuan Penelitian : Untuk mendeskripsikan variabel-variabel dari faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor kebutuhan terhadap permintaan naik kelas perawatan dan faktor manakah yang paling menentukan dalam permintaan naik kelas perawatan pasien BPJS Non PBI yang di rawat inap di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan rancangan studi kasus. Hasil : Alasan yang mendasari permintaan naik kelas perawatan pada pasien BPJS non PBI rawat inap di RS PKU muhammadiyah Gombong adalah harapan untuk mendapatkan ruang yang nyaman, keluarga dapat beristirahat dan Pasien cepat terlayani. Variabel yang berpengaruh secara bersama-sama dalam permintaan naik kelas perawatan adalah variabel pendidikan, variabel pendapatan, dan variabel persepsi terhadap sakit. Variabel Pekerjaan dan variabel kepemilikan Jaminan Kesehatan kurang berpengaruh terhadap permintaan naik kelas perawatan. Adapun variabel paling menentukan dalam pertimbangan permintaan naik kelas perawatan adalah dari variabel pendapatan. Kendala yang sering terjadi dalam permintaan naik kelas perawatan di RS adalah kondisi kelas penuh, sehingga terjadi antrian masuk rawat inap, dan menyebabkan permintaan naik kelas perawatan pada beberapa informan. Kesimpulan : Determinan permintaan naik kelas perawatan adalah dari variabel tingkat pendapatan. Edukasi kepada Pasien penting di lakukan agar menggunakan hak kelas rawatnya. BPJS perlu mengevaluasi tarif standar ruang rawat inap secara periodik yang dapat berdampak positif terhadap pendapatan RS.

Background: The implementation of care class on Non-Contribution Assistance Recipient Social Security System (BPJS Non PBI) participant which were stated on article 24 of Presidential Decree No 19 of 2016 regarding Health Insurance and followed by changes on INA-CBGs standard cost on Regulation of the MoH No 4 of 2017, encourage patient to use that right when receiving inpatient care. Aside of its benefit for patient, demand for care class upgrade becomes an important factor that could influence hospitals future. Care class upgrade requests in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital since the beginning of National Health Insurance implementation in 2014 until early 2017 were very fluctuates. Variables of predisposing factors, supporting factors, and needs factors contribute to patients decision in requesting care class upgrade in hospital. Objective: To describe variables of predisposing factors, supporting factors, and needs factors for care class upgrade and to determine which factor is the most important in care class upgrade for BPJS Non PBI patient receiving care in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital. Method: Study design used was descriptive study with case study design. Result: The reason underlying care class request in BPJS Non PBI inpatients in PKU Muhammadiyah Gombong Hospital are hope to get comfortable room, family could rest, patient receive treatment immediately. Variables influencing care class upgrade request conjunctly were education variable, income variable, and perception of illness variable. Occupation variable and health insurance ownership were less significant in care class request. Whereas the most significant variable in determining care class upgrade request was income variable. The constrain commonly happened in care class upgrade was the condition where the class is full, which create a queue for inpatient admission, and causing care class upgrade request in some informants. Conclusion : The determinant of the demand for upgrading of the treatment class is from the income level variable. Patient education is important to do in order to be wise in using the right class treatment. The BPJS needs to evaluate the guaranteed standard of inpatient room rates, which has a positive impact on hospital revenues.

Kata Kunci : Care Class Upgrade, Non-Contribution Assistance RecipientNaik Kelas Perawatan, Pasien BPJS Non PBI, Permintaan, Pelayanan Kesehatan, Social Security System Patient, Request, Health Service,