ANOTHER STORY OF INEQUALITY POST-ASIAN CRISIS: DECOMPOSITION OF MALNUTRITION INEQUALITY IN INDONESIA
ABROR TEGAR PRADANA, Elan Satriawan, Dr., M. Ec.
2017 | Skripsi | S1 ILMU EKONOMISetelah krisis Asia 1998, Indonesia menghadapi masalah ketimpangan pendapatan yang semakin tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesempatan dalam investasi modal manusia terutama dalam nutrisi anak. Dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) tiga gelombang terakhir dan Potensi Desa (Podes) 2000, 2005, dan 2014 yang dipasangkan berdasarkan periode, studi ini fokus dalam analisis ketimpangan malnutrisi di antara anak-anak di bawah umur lima tahun. Terdapat tiga temuan utama dalam studi ini. Pertama, pendidikan ibu dan pengeluaran per kapita merupakan faktor utama untuk menentukan nutrisi anak setelah mengontrol fixed effects pada level kabupaten dalam regresi Ordinary Least Square (OLS). Kedua, dekomposisi dari concentration index menunjukkan bahwa pengeluaran per kapita merupakan kontributor terbesar dalam ketimpangan malnutrisi. Ketiga, dekomposisi Oaxaca menyimpulkan bahwa perbaikan ketimpangan dan perubahan elastisitas dari pengeluaran per kapita telah mengurangi ketimpangan malnutrisi dalam jangka pendek, sementara pendidikan ibu dan pembangunan regional memiliki efek baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perbaikan desentralisasi fiskal, penyediaan pendidikan yang inklusif, dan program transfer uang tunai direkomendasikan untuk mengurangi ketimpangan malnutrisi.
After the 1998 Asian crisis, Indonesia faces higher income inequality problem. It suggests that there are different opportunities among family in human capital investment, especially in child nutrition. Using the last three waves Indonesia Family Life Survey (IFLS) and 2000, 2005, and 2014 Village Potential (Podes) data that are matched based on the period, this study focuses on examining malnutrition inequality among under-five children. There are three main findings from this study. First, this study finds that maternal education and expenditure per capita are the main factors to determine child nutrition after controlling district fixed effects in Ordinary Least Square (OLS) regressions. Second, decomposition of concentration index shows that expenditure per capita is the largest contributor to malnutrition inequality. Third, Oaxaca-type decomposition results conclude that improvement in inequality and change in elasticity of expenditure per capita has reduced malnutrition inequality in short-term, while maternal education and regional development have effects on both short and long-term. Improving fiscal decentralization in the district to enhance human capital and providing inclusive education and cash transfer program for poor are recommended to reducing malnutrition inequality.
Kata Kunci : Nutrisi Anak, Indonesia, Dekomposisi, Ketimpangan Malnutrisi