Laporkan Masalah

PROSES PERENCANAAN KAMPUNG DERET PETOGOGAN DENGAN METODE PEREMAJAAN DAN TEKNOLOGI RISHA (RUMAH INSTANT SEDERHANA SEHAT) BERDASARKAN PENDEKATAN GABUNGAN TOP-DOWN DAN PARTISIPASI WARGA DI KELURAHAN PETOGOGAN, KOTA JAKARTA SELATAN

RAUDINA QISTHI P, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.; Ir. Didik Kristiadi, MLA., M.Arch. UD.

2017 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Kampung Deret Petogogan dibangun melalui Bantuan Perbaikan Rumah di Permukiman Kumuh melalui Penataan Kampung Provinsi DKI Jakarta. Sebagai satu-satunya lokasi dari 26 lokasi penerima bantuan yang dalam penerapannya menggunakan metode peremajaan dan teknologi RISHA (Rumah Instant Sederhana Sehat), maka perlu diketahui bagaimana proses perencanaan tersebut berlangsung dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses perencanaan tersebut. Selain itu perlu diketahui pula faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi keputusan menggunakan RISHA sehingga manfaat inovasi ini bisa menjadi pertimbangan penanganan permukiman kumuh yang memiliki kondisi serupa atau penyediaan rumah masyarakat berpenghasilan rendah lainnya di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan induktif. Proses Perencanaan Kampung Deret Petogogan dengan metode peremajaan dan Teknologi RISHA dilaksanakan dengan pendekatan gabungan Top-down dan Partisipasi warga. Perencanaan diinisiasi oleh Pemerintah dengan partisipasi warga berupa kehadiran dalam sosialisasi, aspirasi, pembentukan POKMAS (kelompok masyarakat), dan pengelolaan dana bantuan. Proses perencanaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keterlibatan warga, kepercayaan, komunikasi, kepemimpinan dan kontrol pemerintah. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan RISHA sebagai teknologi konstruksi adalah status tanah, jangka waktu pelaksanaan, standart rumah sederhana sehat, serta konsep penataan dan bangunan.

Kampung Deret Petogogan was built by the Government of Jakarta Province Program, House Repairment in the Slum Area by the Kampung Re-Arrangement. As the only location from 26 beneficiaries locations who is using renewal method and RISHA technology in its implementation, we need to know how is the planning process had held and what factors that were influenced it. RISHA is the simple-instant housing technology. We also need to figured whats the factors behind the decision of using RISHA as the constructions technology, so the benefit of its innovation can be useful in another slum area improvements program tool which has the similar condition. Also to provide the low income people housing in Indonesia. This research is using qualitative method and inductive approachment. Kampung Deret Petogogan planing process had held with the merged approachment of top-down and citizen participation. The program was initiated by the Government and citizen participation in program socialization, which are attendance, aspiration, POKMAS (citizen group) formation, and fund management. The process were influenced by some factors; participation, trust, communication, leadership, and government control. RISHA application was influenced by land ownership, implementation period, simple-healthy housing standart, and housing arrangement concept.

Kata Kunci : Proses Perencanaan , Top-Down, Partisipasi , RISHA , Kampung Deret Petogogan