Filsafat analitis menurut Ludwig Wittgenstein :: Relevansinya bagi pengembangan filsafat bahasa

KAELAN, Promotor Prof.Dr. Hj. Endang Daruni Asdi

2003 | Disertasi | S3 Filsafat

Penelitian tentang Filsafat Analitis menurirt Luabig Witrgenstein : Relevansinya bagi Pengembangan Filsafat Bahasa, dilatarbelakangi oleh adanya kekacauan penggunaan bahasa dalam mengungkapkan konsep-konsep filsafat, serta perlu dikembangkannya bidang kajian filsafat bahasa dan dasar filosofis pragmatik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pemikiran filsafat analitis menurut Ludwig Wittgenstein, yang mencakup (1) aspek ontologis, yang meliputi realitas bahasa, realitas dunia, pengertian nama, konsep formal, konsep nyata, batas-batas bahasa, dan teori gambar. (2) Aspek epistemologis, yang meliputi hakikat proposisi, hakikat kebenaran ungkapan bahasa, logika bahasa, metode filosofis dan penyelidikan gramatikal. (3) Aspek aksiologis, yang rneliputi hakikat nilai dalam bahasa, serta arti dan penggunaan bahasa. (4) Relevansi bagi pengembangan filsafat bahasa yang meliputi aksiologi bahasa dan teologi gramatikal, dan dasar filosofis pragmatik. Untuk mencapai tujuan penelitian itu digunakan metode berikut. Metode analisis, untuk membahas dan menjelaskan tentang konsep-konsep. Metode kesinambungan historis untuk mengungkap pemikiran Wittgenstein dalam suatu kesatuan waktu. Metode interpretasi dan hermeneutika untuk mengungkap makna dan nilai agar dapat dipahami sesuai dengan masa kini. Metode komparasi untuk membandingkan konsep Wittgenstein dengan pemikiran filsafat yang mempengaruhi dan yang dipengaruhinya. Metode sintesis digunakan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap melalui suatu penalaran induktif aposteriori. Metode heuristika digunakan untuk menemukan suatu jalan baru dalam hubungan relevansi filsafat Wittgenstein bagi pengembangan filsafat bahasa dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemikiran filsafat Wittgenstein dibagi menjadi dua periode yaitu, periode pertama berjudul Tractatus Logico- Philosophiczis (1923, yang intinya tentang teori gambar (picture theor),), dan mengungkapkan tentang logika bahasa. Menurut Wittgenstein hakikat bahasa merupakan gambaran logis dunia empiris, yang tersusun atas proposisi-proposisi, dan menggambarkan ‘keberadaan suatu peristiwa’ (state of flairs). Pemikiran Wittgenstein periode pertama ini mempengaruhi paham positivisme logis. Pemikiran periode kedua adalah Philosophical If~vestigation(s1 953). yang memuat tentang permainan bahasa (language games). Menurut Wittgenstein bahasa digunakan manusia dalam berbagai bidang kehidupan, dan dalam setiap kehidupan manusia itu memiliki aturan penggunaan masing-masing. Pemikiran filsafat Wittgenstein periode kedua ini mempengaruhi timbulnya filsafat bahasa biasa dan postmodernisme. Pemikiran Wittgenstein tersebut relevan bagi pengembangan filsaf‘at bahasa dan dasar filosofis pragmatik. Prinsip dalam permainan bahasa relevan bag1 pengembangan “aksiologi bahasa” dan “teologi gramatikal”. Hal ini berdasarkan fakta bahwa nilai yang terkandung dalam bahasa relevan bagi pengembangan dasar filosofis pragmatik yang meliputi aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis.

The conhsion in using a language to express philosophical concepts and the need to establish the study area of language philosophy and a pragmatics philosophical basis from the backgropund of the research on Analytical Philosoptly of Ludwig Wittgensteiir: Its Relesence to the Development of Language Phiiosophy. The objective of the research are to describe the analytic philosophical thoughts of Ludwig Wittgenstein consisting of (1) the ontological asspect that includes the essence of a language reality, the essence of the world, the meaning of name, formal concept, real concept, the limit of language, and picture theory. (2) The epistemological aspect that includes the essence of propositions, the essence of the truth language expression, language logic, philosophical method and grammatical investigations. (3) The axiological aspect that include the values contained in the axpressions of a language and its hnction. (4) The relevance of the development of language philosophy and a pragmatics philosophical basis. Followings are the methods employed to meet the objectives: the analysis method used to examine and to classify Wittgenstein’s thoughts. The historically simultaneous method used to uncover his thoughts in a time entity. The interpretation and hermeneutic method used uncover the meanings to understand his concepts in the present time. The comparison method used to compare his concepts to the philosophers that influences and its influenced them. The syntactical method used to get more complete knowledge through an aposteriori inductive reasoning synthesis. The heuristic method used to find new ways to the relevance of his philosophy to the development of a language philosophy and a pragmatic philosophical basis. The results of the research show that Wittgenstein’s thoughs are classified into two periods, i.e.: the first period of Tractatus Logico-Philosophiais (1922), wich the core of the first is the picture theory and language logic. According to Wittgenstein the essence of the language is the logical picture of the empirical world and made of propositions that represent a state of affairs. The first period of his philosophy influences the logical positivism. The second period of the Philosophical Investigations (1 953), contains language games. According to Wittgenstein a language is used by human being in various areas of life that are governed by the rules of each of the areas. The philosophical thoughts of the second period influences the ordinary language philosophy and postmodernism. Wittgenstein’s thoughts are relevance to the development of a language philosophy and a pragmatics philosophical basis. The principles of language game are relevance to the development of “language axiology” and “grammatical theology”. It is based on the fact that the values contained in language is relevance to the development of the pragmatics philosophical basis consisting of ontological, epistemological, and axiological aspects.

Kata Kunci : FILSAFAT ANALITIS, LUDWIG WITTGENSTEIN