STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN BERKAYU PADA TINGKAT TIANG DAN POHON DI KAWASAN HUTAN BULUPITU, DESA TUNJUNGSETO, KUTOWINANGUN, KEBUMEN
DIAN RETNO P, Ir. Adriana, M.P.
2017 | Tugas Akhir | D3 PENGELOLAAN HUTAN SVKawasan Hutan Bulupitu memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan berkayu yang tua dan langka. Hutan Bulupitu merupakan Kawasan Cagar Budaya yang dilindungi dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 23 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kebumen Tahun 2011 - 2031. Pada kawasan hutan Bulupitu terdapat Zona Konservasi dan Zona Pemanfaatan berupa area outbound dan pesanggrahan. Pengelolaan Hutan Kawasan Bulupitu khususnya pada Zona Konservasi diarahkan agar dapat berfungsi untuk melindungi sistem penyangga kehidupan dan keanekaragaman hayati, serta ekosistemnya. Untuk mengelola keanekaragaman hayati di Hutan Bulupitu, perlu mempelajari struktur dan komposisi vegetasi yang terdapat di dalam Hutan Kawasan Bulupitu, khususnya pada Zona Konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tumbuhan berkayu pada tingkat tiang dan pohon di Kawasan Hutan Bulupitu, khususnya pada Zona Konservasi, Desa Tunjungseto, Kutowinangun, Kebumen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode petak ukur ganda 10 x 10 m2 (tiang) dan 20 x 20 m2 (pohon) dengan jarak tiap petak ukur 50 m. Data yang diperoleh dihitung Kerapatan dan Kerapatan Relatif, Frekuensi dan Frekuensi Relatif, Dominansi dan Dominansi Relatif untuk dianalisis agar memperoleh Indeks Nilai Penting (INP). Software SExI-FS digunakan untuk mendapatkan visualisasi distribusi vegetasi dan stratifikasi lapisan tajuk yang menyerupai kondisi lapangan. Struktur tumbuhan berkayu pada tingkatan tiang dan pohon secara vertikal diketahui bahwa berdasarkan sebaran tinggi tegakan pada petak ukur yang dibuat didominasi oleh tinggi tegakan 5 - > 25 m. Sedangkan secara horizontal diketahui bahwa berdasarkan sebaran diameter tegakan pada petak ukur yang dibuat didominasi oleh diameter tegakan > 36 cm. Komposisi jenis tumbuhan berkayu pada tingkat tiang dan pohon diperoleh 15 jenis vegetasi pada petak ukur yang dibuat meliputi jenis kenari (Canarium commume), gondang (Ficus glomerta), melinjo (Gnetum gnemon), rao (Dracontamelon dao), bendo (Artocarpus elasticus), endog - endogan (Tabernaemontana macrocarpa), manggisan (Garcinia griffitii), johar (Cassia siamea), mahoni (Swietenia macrophylla), ilat - ilat (Ficus callosa), sonokeling (Dalbergia latifolia), gayam (Inocarpus fagiferus), kemejing (Garcinia dulcis), bisbul (Diospyros sp.), dan kepuh (Sterculia foetida). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai INP tertinggi pada tingkat tiang yaitu jenis melinjo (Gnetum gnemon) 85 % dan terendah yaitu ilat - ilat (Ficus callosa) yaitu 11%, sedangkan INP tertinggi pada tingkat pohon yaitu jenis rao (Dracontamelon dao) 59 % dan terendah yaitu kemejing (Garcinia dulcis) 4,3 %.
Bulupitu Forest Area has a variety of old and rare woody plant species. Bulupitu Forest is a Protected Area of Culture and stipulated by Local Regulation No. 23 of 2012 on Kebumen District Spatial Plan of 2011-2031. In Bulupitu Forest Area there is a Conservation Zone and Utilization Zone in the form of outbound area and pesanggrahan area. Forest Management of Bulupitu Area especially Conservation Zone is directed to serve to protect the buffer system of life and biodiversity, as well as its ecosystem. To manage biodiversity in Bulupitu Forest, it is necessary to study the structure and composition of vegetation contained within the forests of the Bulupitu Region, especially Conservation Zone. This study aims to determine the structure and composition of woody plant species at the level of poles and trees in the forest area Bulupitu especially Conservation Zone, Tunjungseto Village, Kutowinangun, Kebumen. The data were collected using a Nested Sampling 10 x 10 m2 (pole) and 20 x 20 m2 (tree) method at intervals per 50 m. The data obtained were calculated relative density and density, relative frequency and frequency, dominance and relative dominance to be analyzed in order to obtain the Important Value Index (IVI). SExI-FS software was used to obtain visualization of vegetation distribution and stratification of canopy layers that resemble field conditions. The structure of woody plants at the pole and tree level was vertically known that based on the height distribution of stands on the plot made predominantly by the standing height of 5 - > 25 m. While horizontally known that based on the distribution of standing diameter on the plot made was dominated by stand diameter> 36 cm. The composition of woody plants at the level of poles and trees obtained 15 types of vegetation on the plot made of canary type of kenari (Canarium commume), gondang (Ficus glomerta), melinjo (Gnetum gnemon), rao (Dracontamelon dao), bendo (Artocarpus elasticus), endog - endogan (Tabernaemontana macrocarpa), manggisan (Garcinia griffitii), johar (Cassia siamea), mahoni (Swietenia macrophylla), ilat - ilat (Ficus callosa), sonokeling (Dalbergia latifolia), gayam (Inocarpus fagiferus), kemejing (Garcinia dulcis), bisbul (Diospyros sp.), and kepuh (Sterculia foetida). The result shows that the highest IVI value at the pole level was melinjo (Gnetum gnemon) 85% and the lowest was ilat - ilat (Ficus callosa) 11%, while the highest IVI at the tree level was rao (Dracontamelon dao) 59% and lowest was kemejing (Garcinia dulcis) 4.3%.
Kata Kunci : Struktur, Komposisi Jenis Tumbuhan Berkayu, Kawasan Hutan Bulupitu