PESHMERGA SEBAGAI STRATEGI UTAMA IRAK KURDISTAN DALAM MEMPERJUANGKAN KEMERDEKAAN SEJAK MUNCULNYA ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SYRIA (ISIS)
WINARSO NUGROHO, Dr. Siti Muti'ah Setyawati, M.A.
2017 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALPenelitian ini bertolak pada sejarah panjang perjuangan kemerdekaan Irak Kurdistan sejak pada rezim Saddam Hussein. Runtuhnya rezim tersebut pada tahun 2003 menandakan era baru dimana politik sektarian masih belum bisa diatasi dan kemunculan kekuatan baru di Irak, Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). ISIS kemudian menjadi musuh bersama Kurdistan Regional Government (KRG) dan pemerintahan pusat Irak. Hal tersebut memberikan peluang bagi usaha kemerdekaan Irak Kurdistan. KRG memanfaatkan kekuatan militernya, peshmerga, untuk menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat sekaligus mengangkat posisi tawar Irak Kurdistan terhadap pemerintahan pusat Irak. Keberhasilan strategi ini ditandai dengan kalahnya ISIS pada pertengahan 2017 yang berimplikasi pada membaiknya situasi politik keamanan di Irak. Penelitian ini menggunakan sumber data kualitatif dengan metode pengambilan data studi literatur. Data yang didapat kemudian akan dianalisis menggunakan metode process tracing atau sequent event analysis. Metode tersebut digunakan untuk menjelaskan bagaimana runtutan proses yang terjadi sejak kemunculan ISIS di Irak dapat berimplikasi terhadap usaha kemerdekaan Irak Kurdistan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis mendapati posisi tawar Irak Kurdistan membaik terhadap Irak dibuktikan dengan referendum yang berhasil diadakan. Hingga saat skripsi ini ditulis, pemerintahan Irak tidak mengakui hasil tersebut dan KRG belum berhasil mendapatkan kemerdekaan mereka. Walaupun begitu, referendum ini menandai capaian baru dan dapat menjadi modal yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Irak Kurdistan pada masa yang akan datang.
This study is based on the long history of the Iraqi independence struggle since the regime of Saddam Hussein. The collapse of the regime in 2003 marks a new era in which sectarian politics remains unresolved and the emergence of new forces in Iraq, the Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). ISIS later became a common enemy of the Kurdistan Regional Government (KRG) and the central Iraqi government. It provides an opportunity for Iraqi independence efforts of Kurdistan. The KRG harnesses its military power, peshmerga, to establish cooperation with the United States while raising the Iraqi Kurdistan's bargaining position against the central Iraqi government. The success of this strategy is marked by the defeat of ISIS in mid-2017 which has implications for the improved security situation in Iraq. This research uses qualitative data sources with data collection method of literature study. The data obtained will then be analyzed using the method of process tracing or sequence event analysis. The method is used to explain how the process sequences that have occurred since the emergence of ISIS in Iraq could have implications for Iraqi independence efforts of Kurdistan. Based on research conducted, the authors found Iraq's bargaining power level improved against Iraq as evidenced by a successful referendum. Until this thesis was written, the Iraqi government did not recognize the results and the KRG had not gained their independence. However, this referendum marks a new achievement and can be a great capital for Iraq's future Kurdistan independence struggle.
Kata Kunci : Peshmerga, Kurdistan Regional Government, Irak Kurdistan, Islamic State of Iraq and Syria, Irak./