Menguak Kegagalan Masuknya Bpjs Ketenagakerjaan Pada Pekerja Informal Penambang Pasir Di Desa Wonokerto, Sleman

WATI NUROHMAH, Drs. Suparjan, M. Si.

2017 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Pekerjaan di sektor informal merupakan katup pengaman bagi masalah ketenagakerjaan di Indonesia, sehingga persentase pekerja di sektor informal lebih besar dari pada sektor formal. Pekerjaan di sektor informal memiliki resiko kerja yang lebih berat karena mereka tidak terikat oleh hukum legal. Kedua hal tersebut mengharuskan adanya suatu skema dari negara yang melindungi mereka dari resiko-resiko kerja. Melalui BPJS Ketenagakerjaan, pemerintah memberikan jaminan sosial tenaga kerja bagi pekerja informal, tak terkecuali penambang pasir yang memiliki resiko pekerjaan tinggi. Jaminan sosial yang bersifat wajib tersebut pada kenyataannya belum banyak diminati oleh pekerja di sektor informal. Hal tersebut ditunjukkan oleh data kepesertaan yang jauh dari target. Penelitian ini menggunakan konsep jaminan sosial tenaga kerja, konsep sektor informal, dan skema AGIL Tallcott Parsons. Konsep jaminan sosial tenaga kerja menjelaskan tentang BPJS Ketenagakerjaan sebagai pelaksana program jaminan sosial. Konsep sektor informal digunakan untuk menjelaskan ciri dari pekerja informal. Kemudian skema AGIL digunakan sebagai pisau analisis dengan melihat pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja oleh BPJS Ketenagakerjaan sebagai suatu sistem yang memiliki bagian-bagian saling terhubung. Skema AGIL sendiri merupakan singkatan dari Adaptation/penyesuian, Goal Attaintment/pencapaian tujuan, Integration/integrasi, dan Latent-Pattern Maintenance/pemeliharaan pola. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatis dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penetuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegagalan BPJS Ketenagakerjaan dalam melakukan perluasan di kalangan penambang pasir diakibatkan oleh beberapa faktor, baik itu dari penambang pasir sendiri maupun dari BPJS Ketenagakerjaan dan pihak-pihak terkait. Upaya penyesuaian program dengan kondisi masyarakat di Desa Wonokerto belum baik. Begitu pula dengan upaya pencapaian tujuan masih terdapat kendala dari masyarakat. Sinergi BPJS Ketenagakerjaan dengan pihak-pihak terkait belum terjalin, dan pemeliharaan pola pelaksanaan belum bisa dilakukan secara optimal karena pelaksanaannya sendiri belum berjalan baik.

ABSTRACT Jobs in informal sectors are the safety valve of the employment issues in Indonesia, thus the percentage of workers in informal sectors is bigger than that in formal sectors. Jobs in informal sectors has bigger risk since there is no legal law that regulate them. Due to those two factors, a scheme that help to protect them from risks at work. Through BPJS Ketenagakerjaan, the government provides social security for workers in informal sectors, including sand miners which work under high risk. However, in reality, the mandatory social security only attracts a few of workers in informal sectors. This phenomenon is showed by the participation data which is far below the target. This research uses the concept of social security, concept of informal sectors, and AGIL Tallcott Parsons scheme. The concept of social security helps to explain the role of BPJS Ketenagakerjaan as the implementation of social security program. The concept of informal sectors is used to explain the characteristics of informal workers. Finally, the AGIL Tallcott Parsons scheme is used to help to analyze the implementation of social security by BPJS Ketenagakerjaan as a system which has parts that related to each other. The AGIL scheme itself stands for Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latent-Pattern Maintenance. The research method of this research is qualitative, specifically descriptive qualitative. The data is gathered through interview, observation and documentation. The respondents of this research are picked using purposive sampling and snowball sampling technique. The result of this research show that the failure of BPJS Ketenagakerjaan’s participant expansion in the circle of sand miners is caused by some factors, either from the sand miners themselves or the BPJS Ketenagakerjaan and other related parties. The efforts to adjust the program for the people of Desa Wonokerto as well as the efforts to reach the target are not yet optimal. There is a lack of synergy between BPJS Ketenagakerjaan and related parties, and the maintenance of implementation scheme still cannot be done optimally since the implementation itself is not yet optimal.

Kata Kunci : Jaminan sosial tenaga kerja, BPJS Ketenagakerjaan, Pekerja sektor informal, Penambang pasir /