Status Sosial Ekonomi dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan Ketetanggaan Penghuni di Komunitas Berpagar Kota Yogyakarta

AMELIA PUTERI, R. Derajad Sulistyo Widhyharto, S.Sos., M.Si.

2017 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Meningkatnya populasi dengan latar belakang berbeda-beda dalam lingkup perkotaan, telah ciptakan kondisi lingkungan yang heterogen. Hal ini selanjutnya memberikan beberapa konsekuensi, salah satunya adalah terjadinya kriminalitas dan konflik. Muncul keinginan bagi individu agar selalu merasa aman di wilayah mereka berada, khususnya, di lingkungan tempat tinggal. Kehadiran komunitas berpagar dianggap sebagai ruang yang mampu mengakomodir kebutuhan keamanan tersebut. Atas dasar ini, individu pun memutuskan untuk memisahkan diri dan menghuni di komunitas berpagar, dengan harapan agar jauh dari wilayah berkonflik. Di satu sisi, komunitas berpagar adalah konsep spasial perkotaan yang oleh sebagian besar peneliti, dianggap sebagai faktor dalam membentuk segregasi dan pengelompokkan antara dua pihak, yaitu individu yang menghuni di dalam pagar, dan individu yang berada di luar hunian berpagar. Kondisi ini lalu ciptakan sudut pandang bahwa penghuni komunitas berpagar merupakan kumpulan individu yang individualis berlatar belakang serupa-penelitian ini menyorot pada status sosial ekonomi penghuninya, karena mereka "memagari" diri mereka dari lingkungan umum. Selanjutnya, peneliti mencoba melihat jika status sosial ekonomi individu komunitas berpagar berasosiasi terhadap terbentuknya hubungan ketetanggaan, serta mengkaji jika terdapat perbedaan hubungan ketetanggaan pada jenis komunitas berpagar yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan metode survei, menggunakan kuesioner yang disebar kepada 90 responden di tiga perumahan berpagar di Yogyakarta. Hasilnya, diketahui bahwa terdapat asosiasi antara status sosial ekonomi dengan hubungan ketetanggaan komunitas berpagar. Responden di tiga lokasi memiliki corak status sosial ekonomi yang homogen, dengan korelasi hubungan ketetanggaannya yang kuat ke arah positif. Keserupaan status sosial ekonomi memudahkan mereka dalam menjalin hubungan ketetanggaan untuk berkolaborasi mencapai suatu tujuan, yaitu menjadikan kawasan tempat tinggalnya aman dan terbebas dari konflik. Di lain hal, homogenitas pada tiga perumahan yang sedikit berbeda-The Paradise dan Green Garden punya mayoritas penghuni berstatus sosial ekonomi tinggi, sementara Perumahan BKN pada tingkat menengah, ternyata juga tidak memberikan perbedaan terhadap ikatan ketetanggaannya.

The increasing amount of populations with different background living in urban scope, has created heterogeneous condition. This further gives some consequences, one of which is the occurrence of crime and conflict. There is a desire for individuals to always feel secure in their area, especially, in the neighborhood. The presence of a gated community is considered as a space that is capable to accommodating these security needs. On this basis, the individuals decide to break away and inhabit to gated community in the hope of getting away from conflict. On the other hand, gated community is an urban spatial concept which, by most researchers, is considered as a factor in shaping segregation and grouping between two parties, the individuals whom live inside gated community, and the individuals outside the gated. This condition then creates a point of view that the residents of gated community are a group of individualist individuals with similar socioeconomic status, as they "fenced" themselves from the common environment. Furthermore, the researcher tried to see if socioeconomic status is related to the establishment of neighboring relationships on different types of gated communities. The research was conducted by survey method, using questionnaires distributed to 90 respondents in three gated communities in Yogyakarta. As a result, it is known that there is an association between socioeconomic status and neighborhood relation. Respondents in each gated communities had a homogenous socioeconomic status profile, with a strong correlation of the neighborhood in a positive direction. Similar socioeconomic status makes it easier for them to establish and maintain neighborhood relation so that they can collaborate to achieve the main goal of making their resident area safe and free from conflict. On the other hand, the homogeneity of socioeconomic status in three gated communities that are slightly different-The Paradise and Green Garden have the majority high socioeconomic inhabitants, while Perumahan BKN at the middle level, proven it doesn't make any difference to its neighboring ties.

Kata Kunci : komunitas berpagar, hubungan ketetanggaan, status sosial ekonomi, yogyakarta