Model dinamik produksi dan eksplorasi minyak bumi Indonesia

AKYUWEN, Roberto, Promotor Prof.Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, MCom

2003 | Disertasi | S3 Ilmu Ekonomi

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengestimasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan eksplorasi minyak bumi Indonesia. Di samping itu, penelitian ini juga akan mengkaji model biaya produksi dan penemuan minyak bumi, serta mengidentifikasi fenomena penurunan tingkat penemuan minyak bumi di Indonesia. Model produksi dan eksplorasi minyak bumi diturunkan melalui proses optimasi dinamik diskrit terhadap profit produsen dengan kendala cadangan terbukti yang tersisa, serta dengan menggunakan fungsi biaya dan penemuan yang telah ditentukan sebelumnya. Model produksi, biaya produksi, dan eksplorasi minyak bumi, selanjutnya, diestimasi dengan menggunakan metode Generalized Method of Moments (GMM). Hasil-hasil estimasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian perilaku dan saling pengaruh antamariabe1 dengan proposisi teori dan hipotesis yang ditetapkan. Selain itu, hasil-hasil estimasi tersebut digunakan pula untuk melakukan simulasi dengan beberapa skenario sehingga dapat ditentukan implikasi atau rekomendasi penelitian terhadap kebijakan pemerintah. Hasil estimasi model produksi menunjukkan bahwa perubahan tingkat produksi minyak bumi dipengaruhi secara positif dan elastik oleh perubahan tingkat harga, sedangkan perubahan tingkat cadangan terbukti meskipun juga memberikan pengaruh positif terhadap tingkat produksi, tetapi bersifht inelastik. Parameter model produksi menunjukkan bahwa discount rate minyak bumi di Indonesia adalah sebesar 14,52 persen. Angka ini cukup rendah, tetapi pada kisaran yang masuk akal. Discount rate diketahui mempunyai hubungan terbalik dengan elastisitas produksi terhadap harga dan cadangan terbukti. Discount rate yang rendah mendorong peningkatan produksi dan menyebabkan waktu deplesi cadangan terbukti minyak bumi menjadi lebih pendek. Discount rate yang lebih tinggi, sebaliknya, akan membatasi produksi dan memperpanjang waktu deplesi. Hasil estimasi model biaya produksi menunjukkan perilaku variabel yang sesuai dengan teori. Peningkatan produksi diketahui mempunyai pengaruh negatif terhadap biaya produksi marjinal, sedangkan perubahan tingkat cadangan terbukti mempunyai pengaruh positif. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata biaya produksi marjinal pada periode 1980 - 2000 adalah AS$ 2,02 per barrel. Hasil estimasi model biaya produksi memungkinkan pula untuk rnengetahui sewa kelangkaan minyak bumi yang ditunjukkan oleh shadow price. Angka shadow price yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu rata-rata AS$' 18,45 per barrel. Hasil estimasi model eksplorasi menunjukkan bahwa tingkat upaya eksplorasi minyak bumi dipengaruhi secara positif oleh tingkat upaya eksplorasi hmulatif dan shadow price, sedangkan biaya eksplorasi rata-rata mempunyai pengaruh negatif terhadap upaya eksplorasi. Parameter-parameter yang dihasilkan dari model eksplorasi yang signifikan dapat digunakan untuk membentuk model penemuan minyak bumi. Hasil derivasi model penemuan ini kemudian memperlihatkan bahwa upaya eksplorasi yang ditunjukkan oleh jumlah sumur pengeboran belum melewati ambang batas. Maknanya adalah bahwa fenomena p e n w a n penemuan minyak bumi belum terjadi di Indonesia. Setelah dilakukan simulasi dengan menggunakan beberapa alternatif skenario, disarankan kepada pemerintah Indonesia untuk tetap berupaya mengendalikan tingkat produksi dan cadangan terbukti secara simultan karena variabel-variabel ini menentukan profit negara dan waktu deplesi minyak bumi, sedangkan variabel tingkat harga akan sulit untuk dikendalrkan, karena mengikuti mekanisme pasar. Salah satu langkah yang dapat dianggap strategis adalah dengan mempertimbangkan keanggotaan Indonesia dalam OPEC. Di samping itu, tingkat produksi dan cadangan terbukti perlu ditingkatkan menjadi masing-masing 492,57 juta barrel dan 6.043,62 juta barrel per tahun agar mencapai tingkat yang mengoptimalkan biaya produksi dan profit. Rekomendasi lainnya adalah bahwa pemerintah dianjurkan untuk meningkatkan discount rate untuk mengendalikan fluktuasi produksi. Di luar fundamental ekonomi, pemerintah disarankan untuk meningkatkan kepastian hukum dan keamanan guna menunjang iklim investasi dan usaha di bidang eksplorasi dan produksi.

The main objective of this research is to estimate and anul’es factors that influence Indonesia crude oil production and exploration. This research is also examines the crude oil production cost and discovery models, and idenhfi the discovery decline phenomenon in Ihnesia. me crude oil production and exploration models are derived through a discrete dynamic optimization process toward producer ’s profit with the remaining proven reserves as a constraint, and utilize cost and discovely functions previously determined, The crude oil production, production cost, and exploration models produced then estimated by Generalized Method of Moments (GMM. The estimation results can be used to identi& the suitability behavior mtd interaction between variables toward theoretical proposition and hypothesis. The estimation results also used as a base for a simulation under several scenarios, so that the implication and research recommendation for government’s policy cm be revealed. The result of production model shows that the rate of change of crude oil production was determined positively and elastic by the rate of change of price level, whereas the impact of proven reserves was also positive but inelastic. The parameter ofproduction model reveals that the discount rate of Indonesia’s crude oil was 14.52 percent. Compared to previous research, this discount rate was quiet low, but in plausible range. The discount rate was discovered to have contrary relationship with the production elasticity toward price and proven reserves. Lower discount rate will increase the production and evoke shorter depletion period of crude oil proven reserves. Higher discount rate, on the contrary, will limit the production and lengthen the depletion period The result of production cost model has proved the theoretical appropriateness. The increasing of production was found to have negative impct on marginal production cost, while the rate of change of proven reserves has u positive impact. The average marginal production cost in the period of I980 - 2000 was US$2.02 per barrel. The estimated production cost model was also used to identijj the scarcity rent of c& oil represented by the sWow price. The shadow price produced in this research was quiet high, i.e. on average US$ 18.45 per barrel. The result of exploration model reveals that the rate of crude oil exploratory eflort was influenced positively by the cumulative exploratory efort and shadow price, whereas the average exploration cost has negative impact. The parameters producedpom significant exploration model then used as a base to conduct a crude oil discovery model. The number of drilling wells has not surpassed the threshold limit. This meant that crude oil discovery decline phenomenon has not occurred in Indonesia. After carried out the simulation under several scenarios, it was suggested to the government of Indonesia to controls the rate of production and proven reserves, simultaneously and consistently, because these variables are determinant factors for profit and crude oil depletion period. The other variable, i.e. price is suggested to release to the market mechanism. One strategic policy was to consider the membership of Indonesia in OPEC. The rate of production and proven reserves should be increased to 492.57 million barrel and 6,043.62 million barrel per year, respectively, to reach the optimal level of production cost and profit. The other recommendation suggested is that the government has to increase the discount rate to control the fluctuation of crude oil production rate. Finally, the government is also suggested to increase the law enforcement and security in order to support a conducive investment environment in production and exploration processes.

Kata Kunci : Ekonomi Produksi,Eksplorasi Minyak Bumi Indonesia,Biaya