Manajemen Pemetikan Teh di Unit Produksi Pagilaran PT. Pagilaran Kecamatan Blado Kabupaten Batang
ULFA AULIA AGUSTINA, Dr. Ir. Suhatmini Hardyastuti, S.U; Ir. Any Suryantini, M.M., Ph.D.;Dody Kastono S.P.,M.P.
2017 | Skripsi | S1 SOSIAL EKONOMI PERTANIAN (AGROBISNIS)Tingginya jumlah tenaga kerja dalam pemetikan teh menjadikan teh sebagai salah satu tanaman yang sangat intensif dalam penggunaan tenaga kerja. Biaya input yang sangat tinggi tanpa diimbangi dengan peningkatan jumlah dan kualitas pucuk teh menjadi penyebab pentingnya manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan terpeliharanya kualitas dan kesehatan pucuk. Manajemen pemetikan adalah salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan pemetikan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui fungsi manajemen dalam pemetikan teh, (2) mengetahui karakteristik pemetikan yaitu produktivitas pemetik, kualitas pucuk, dan luasan blok kebun yang dipetik dalam 1 hari (hanca). Metode dasar penelitian ini adalah analisis deskriptif. Lokasi penelitian dipilih dari 3 afdeling secara purposive yaitu pada tanaman usia produktif dan memiliki ketinggian yang sama. Hasil penelitian menunjukan bahwa Unit Produksi Pagilaran memiliki manajemen pemetikan yang baik dilihat dari perencanaan target produksi, hanca, dan siklus petik yang terkoordinasi secara struktural meskipun pemetikan dengan gunting dan mesin memiliki produktivitas pemetik, analisis pucuk, dan hanca petik di bawah target dalam pelaksanaannya. Produktivitas pemetik dengan gunting sebesar 69,85 kg/orang/hari dengan analisis pucuk sebesar 38% dan dipetik dengan siklus 26 hari. Jika dibandingkan dengan pemetikan dengan gunting, pucuk teh hasil petikan menggunakan mesin memiliki kualitas yang lebih rendah yang ditunjukan dengan nilai analisis pucuk sebesar 36% dan dipetik dengan siklus 27 hari, namun memiliki produktivitas pemetik yang lebih tinggi yaitu 81,04 kg/orang/hari. Produktivitas berdasarkan alat, umur pemetik dan kualitas pucuk berdasarkan alat dan siklus petik memiliki nilai yang signifikan berbeda.
The enormity of labor involvement in harvesting makes tea a labor-intensive crop. Escalating cost of the inputs without increasing quality and yield of shoot on shear plucking has contributed to the urgency of generation basic information for judicious management of tea for sustained high productivity, besides maintaining the shoot health and quality. Effective management is one of the ways to solve the problem of tea harvesting. This study aimed to (1) know management function in tea harvesting, (2) know harvesting characteristic which are plucker productivity, quality of shoot, and harvestd land area in a day (hanca) based on tool, type of machine, age and experience of plucker, and plucking round. The basic method of this study was analytic descriptive. The location from three afdeling was selected purposively, which are in productive age and same altitude. The result showed that Unit Production of Pagilaran has good management function by planning of production target, hanca, and plucking round with structural coordination, however shear and machine harvesting has plucker productivity, analysis of shoot, and hanca under target in actuating. Productivity of shear machine was 69,85 kg/person/day with analysis of shoot was 38% and plucking round was 26 day. Compared to shear plucking, machine plucked leaves has lower quality that analysis of shoot was 36% with plucking round was 27 day but it has higher producitvity that is 81,04 kg/person/day. Productivity based on tool, age of plucker and quality of shoot based on tool, plucking round have significant different values.
Kata Kunci : manajemen, produktivitas, kualitas, hanca, siklus petik/management, productivity, quality, hanca, plucking round.