PERKEMBANGAN MORFOLOGI STADIUM LARVA- JUVENIL UDANG AIR TAWAR Macrobrachium pilimanus (De Man, 1879) DAN Macrobrachium sintangense (De Man, 1898)
NURAINI WAHYU JAYANTI, Drs. Trijoko, M.Si
2017 | Skripsi | S1 BIOLOGIPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari perkembangan morfologi pada stadium larva hingga juvenil udang air tawar Macrobrachium pilimanus dan Macrobrachium sintangense. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Sistematika Hewan dan Laboratorium Histologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada pada bulan Januari - Juni 2017. Indukan udang diperoleh dari sungai yang ada di Yogyakarta. Pemeliharaan larva meliputi proses persiapan akuarium pemeliharaan, penetasan telur dan pemisahan larva dengan indukan, pemberian pakan alami dan buatan, perhitungan total larva, dan pengelolaan kualitas air. Pengamatan perkembangan larva dilakukan dengan melakukan pengambilan sampel setiap terjadi perubahan fase kemudian dilakukan pengamatan di laboratorium Histologi menggunakan mikroskop cahaya yang ditambahkan AmScope dengan perbesaran 10 kali. Selain itu dilakukan perhitungan SR dan pengukuran parameter lingkungan yaitu suhu dan oksigen terlarut (DO). Induk yang berada satu akuarium dengan larva diambil dan dipisahkan. Larva setiap harinya diamati perubahan fase morfologinya. Pakan yang diberikan terdiri dari pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang diberikan terdiri atas Moina sp., Tubifex sp., dan Daphnia sp., sedangkan pakan buatan yang diberikan yaitu pellet. SR yang didapatkan pada fase tengah (SR1) spesies M. pilimanus sebesar 80% dan pada fase akhir (SR2) sebesar 48%. Pada M. sintangense, nilai SR yang didapat pada fase tengah (SR1) adalah 54% dan tidak didapat fase akhir dikarenakan pada hari ke 5 larva mengalami kematian. Perubahan fase larva pada M. pilimanus terjadi sebanyak 4 kali hingga menjadi juvenil. Fase tersebut terdiri dari fase zoea 1, zoea 2, megalopa, dan juvenil dengan lama waktu 6 hari. Sedangkan pada M. sintangense teramati sebanyak 3 kali perubahan fase. Fase yang teramati adalah fase protozoea, misis 1, serta misis 2, dan belum sampai menjadi juvenil. Lama waktu M. sintangense mengalami perubahan fase protozoea hingga misis 2 membutuhkan waktu 4 hari. Kedua spesies udang yang diteliti mengalami urutan perubahan morfologi yang berbeda. Kata Kunci : Udang Air Tawar, Perkembangan Larva, Macrobrachium pilimanus, Macrobrachium sintangense
This study aims to determined the development of morphology at larval stage of juvenile freshwater shrimp Macrobrachium pilimanus and Macrobrachium sintangense. This research was conducted at The Animal Systemathic Laboratory and The Histology Laboratory Faculty of Biology Gadjah Mada University in January - June 2017. Broodstock of shrimp obtained from river in Yogyakarta. Maintenance of larvae includes maintenance aquarium preparation process, egg hatching and separation of larvae with sires, natural and artificial feeding, total larval calculations, and water quality management. The observation of larval development was done by sampling every phase change and then observation in Histology laboratory using light microscope which AmScope added with 10 times magnification. In addition, the calculation of SR and environmental parameter measurement is the temperature and dissolved oxygen (DO). Broodstock was taken and separated from the larvae to the other aquarium. Larvae observed the morphological phase changes every day. The feed consisted of natural feed and artificial feed. The naturally administered feed is derived from Moina sp., Tubifex sp., and Daphnia sp. While artificial feed given is pellet. The SR obtained in the middle phase (SR1) of M. pilimanus species was 80% and in the final phase (SR2) was 48%. In M. sintangense, the SR value obtained in the middle phase (SR1) is 54% and in the final phase (SR2) is 0%, because of demise all the larval. Phase changes in M. pilimanus are observed to occur 4 times to become juveniles. The phase consists of the zoea phase 1, zoea 2, megalopa, and juvenile in six days. While the phase in M. sintangense observed is the phase protozoea, mysis 1, and mysis 2, and have not reached juvenile. The M. sintangense duration changes protozoea phase until Mysis 2 phase takes 4 days. Both of two shrimp that studied have a different sequences of morphological changes. Keywords: Freshwater Shrimp, Larva Development, Macrobrachium pilimanus, Macrobrachium sintangense
Kata Kunci : Udang Air Tawar, Perkembangan Larva, Macrobrachium pilimanus, Macrobrachium sintangense