PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DALAM KEGIATAN PEMANENAN DI KPH RANDUBLATUNG PERUM PERHUTANI DIVISI REGIONAL JAWA TENGAH
SHAFIRA NISITA NINGRUM, Dr.Nunuk Supriyatno, M.Sc.
2017 | Skripsi | S1 KEHUTANANKegiatan pemanenan mempunyai resiko tinggi terhadap kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan mengandung potensi bahaya diwajibkan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). KPH Randublatung Perum Perhutani adalah salah satu KPH yang sudah mendapatkan sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari Forest Stewardship Council (PHL FSC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai kondisi K3 dan mengetahui penerapan SMK3 pada kegiatan pemanenan. Penelitian dilakukan di KPH Randublatung Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah pada petak 16a BKPH Banyuurip, petak 69a BKPH Temanjang, petak 130e BKPH Kedungjambu, dan TPK Randublatung III. Penentuan responden dengan menggunakan metode purposive sampling dan pengambilan data menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Data diolah dengan cara triangulasi data dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa selama empat tahun terakhir belum pernah terjadi kecelakaan kerja. Tetapi sebagian pekerja mengalami gangguan kesehatan berupa pegal dan pusing karena panas. Selain itu, penggunaan APD dalam kegiatan pemanenan belum optimal karena masih banyak pekerja yang tidak memakai APD. Penerapan SMK3 dijabarkan melalui 5 dimensi yaitu: tanggung jawab dan komitmen perusahaan; kebijakan dan disiplin K3; komunikasi dan pelatihan K3; inspeksi dan penyelidikan kecelakaan kerja; dan evaluasi. Dari hasi pengamatan kelima dimensi tersebut, penerapan SMK3 di KPH Randublatung sudah berjalan meskipun terhambat beberapa kendala dalam prakteknya.
Harvesting activities has a high risk to the Occupational Safety and Health (OSH) conditions. Any companies that employs a hundred workers or more is required to apply the Occupational Health and Safety Management Systems (OHSMS). KPH Randublatung is one of FMUs that has been certified by Forest Stewardship Council (FSC). This research aims to find out about OSH conditions and knows the implementation of OHSMS on harvesting activities. The research was conducted at KPH Randublatung Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah at compartement 16a BKPH Banyuurip, compartement 69a BKPH Temanjang, kompartemen 130e BKPH Kedungjambu, and TPK Randublatung III. Respondents were determined by using purposive sampling method and data collection using observation method, in-depth interview, and documentation. Data is processed by data triangulation and analyzed by qualitative descriptive method. The result shows that KPH Randublatung has zero accident during the last four years. But, some workers have health problems such as low back pain and headache due to heat. Also, the use of PPE in harvesting activities has not been optimal because there are many workers who dont use PPE. The implementation of OHSMS is described through 5 dimensions: company responsibility and commitment; policy and OSH discipline; communication and OSH training; inspection and work accident investigation; and evaluation. From the five dimensional observations, the implementation of OHSMS in KPH Randublatung has been running despite some obstacles in the practice.
Kata Kunci : KPH Randublatung, K3, Perum Perhutani, Sertifikat PHL FSC, SMK3;OSH, OHSMS, KPH Randublatung, Perum Perhutani, SFM certification by FSC