Laporkan Masalah

SIGNIFICANCE OF ASEAN WAY: ANALYSIS USING GTAP MODEL

SAFIRA ANDRISTA, Prof. Tri Widodo, M.Ec.Dev., Ph.D.

2017 | Skripsi | S1 ILMU EKONOMI

Banyak ahli berpendapat bahwa ASEAN merupakan kerjasama regional yang paling sukses dan tahan lama diantara negara-negara berkembang. Regionalisme di ASEAN seringkali dilihat sebagai suatu bentuk regionalisme yang mengedepankan kedaulatan nasional antar anggotanya dan ketertarikan antar anggota yang kecil, dikarenakan ASEAN didirikan dengn prinsip "tidak boleh ada campur tangan negara lain terkait urusan dalam negeri" antar negara anggota. Dengan regionalisme yang menjunjung tinggi nilai, norma, sera tetap menjaga kedaulatan nasional negara-negra anggotanya di dunia yang semakin membutuhkan kerjasama internasional khususnya regionalisme, ASEAN menerapkan bentuk integrasi yang unik, atau disebut sebagai "ASEAN Way". ASEAN sedang berusaha berintegrasi lebih dalam, khususnya dalam bidang ekonomi, dengan memasuki tahap ASEAN Economic Community (AEC). AEC merupakan kelanjutan dari ASEAN Free Trade Area (AFTA), yang berbentuk seperti Common Market (CM) namun tidak melalui harmonisasi tarif eksternal antar negara-negara anggotanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah ASEAN Way merupakan keputusan yang tepat, atau jalan terbaik, dalam regionalisme di wilayah ASEAN. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan proses integrasi ekonomi ASEAN Way dan proses integrasi ekonomi dari teori konvensional Balassa, dengan melakukan simulasi menggunakan kerangka CGE melalui model migrasi GTAP 9. Hasil simulasi menunjukkan bahwa proses integrasi cara ASEAN, atau ASEAN Way, merupakan jalan terbaik bagi integrasi ekonomi dan regionalisme di ASEAN, jika dibandingkan dengan implementasi proses integrasi berdasarkan teori Balassa di ASEAN. Negara-negara ASEAN benar-benar menjalankan integrasi ekonomi sesuai dengan komitmen ASEAN Way dan terus memperdalam integrasinya satu sama lain.

Many scholars declared ASEAN as "the most durable and successful regional association in the developing world". Regionalism in ASEAN regarded as a regionalism with strong concern of national sovereignty and narrow self-interests among participating countries, as ASEAN established under the principle of non-interference in participating countries' internal affairs and national sovereignty preserve. The respect for value and norms in ASEAN, particularly the preservation of state sovereignty affairs in the midst of global economy and the need of deeper integration has made ASEAN implemented unique way of integration, often called "ASEAN Way". ASEAN is going into deeper integration in its economies from ASEAN Free Trade Area becoming ASEAN Economic Community, a common market type of integration without harmonisation of external tariffs. The main objective of this research is to examine whether the ASEAN Way is the right choice for ASEAN integration arrangement by comparing the implementation of Balassa's Theory of Integration and ASEAN integration process (ASEAN Way) in ASEAN. The simulation conducted in CGE framework using GTAP 9 migration model. The results from the simulation show that the ASEAN way of integration is the best way for ASEAN integration in comparison to Balassa's theory of integration, if implemented in ASEAN. ASEAN member countries genuinely applied ASEAN way and going through deeper integration process within the region.

Kata Kunci : Keywords: ASEAN Way, State's Sovereignty, AFTA, AEC, CGE, GTAP

  1. S1-2017-346592-abstract.pdf  
  2. S1-2017-346592-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-346592-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-346592-title.pdf