PERANCANGAN PERKUATAN LERENG TIMBUNAN PADA JALUR KERETA API PURWOKERTO-KROYA DENGAN MENGGUNAKAN ANYAMAN BAMBU SEBAGAI PENGGANTI GEOSINTETIK

REVAL DIANTONI, Dr. Eng. Fikri Faris, ST., M.Eng.

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK SIPIL

Pada jalur kereta api tidak jarang terjadi perubahan tata letak maupun ruang guna meningkatkan fungsi dari jalur kereta api tersebut agar berfungsi lebih baik dan memiliki tingkat keandalan yang tinggi. Contohnya, pada beberapa titik konstruksi rel kereta api Purwokerto-Kroya terdapat pekerjaan tanah untuk menaikkan elevasi rel rencana dari elevasi rel eksisting. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa stabilitas timbunan tanah akibat beban yang terjadi jika digunakan anyaman bambu sebagai ganti geosintetik, juga untuk mengetahui perbandingan faktor keamanan timbunan dengan menggunakan anyaman bambu pada KM 366+750 lintas Purwokerto-Kroya. Perhitungan stabilitas timbunan lereng kereta api memperhatikan tiga model kegagalan lereng, yaitu kegagalan akibat momen guling, gaya geser, dan kapasitas dukung tanah fondasi. Hasil perhitungan stabilitas lereng dan gaya yang terjadi pada perkuatan diverifikasi menggunakan perangkat lunak Plaxis dengan keluaran data berupa angka aman. Berdasarkan hasil analisis stabilitas lereng timbunan didapatkan hasil bahwa stabilitas lereng pada KM 366+750 Purwokerto-Kroya aman terhadap kelongsoran selama masa konstruksi dengan angka aman sebesar 1,46 untuk beban dinamis. Dari hasil penelitianpun didapatkan hasil bahwa axial force terbesar yang terjadi yaitu sebesar 16,44 kN/m yang terjadi pada kedalaman 2,6 m dan masih lebih kecil dibandingkan dengan tahanan dari anyaman bambu. Selain itu, penggunaan bambu mampu menghemat anggaran biaya sebesar 34% jika dibandingkan dengan geosintetik. Dengan demikian pada konstruksi timbunan jalur kereta api Purwokerto-Kroya KM 366+750 dapat menggunakan anyaman bambu sebagai ganti geosintetik.

On the railway track, a change in layout and space can be found oftenly in order to improve the function of the railway to be better and have a high degree of reliability. At some points between Purwokerto-Kroya railway track, there is soil work to lift up the elevation of the new track from existing track. This research aimed to analyze the slope stability due to the load that occurs when used woven bamboo instead of geosynthetic, as well as to find out the safety factors of hiping construction using woven bamboo at sta. KM 366+370 between Purwokerto-Kroya. The calculation of railway slope stability considers three models of slope failure: failure due to bolsters, shear forces, and soil bearing capacity. The calculation results of slope stability and force that occurs in the reinforcement is verified using Plaxis software with the output in the form of safety factors. The result of slope stability analysis shows that slope stability at sta. KM 366+750 Purwokerto-Kroya is safe from sliding during construction with safety factors 1,46 for dynamic force. The result of the research shows that the largest axial force is 16,44 kN/m and smaller than the pullout resistance of woven bamboo. Furthermore, use of woven bamboo can save teh fund up to 34% if compare with geosynthetic. Therefore, the hiping construction of railway track at sta. KM 366+750 between Purwokerto-Kroya can use woven bamboo to replace geosynthetic.

Kata Kunci : Purwokerto-Kroya, Konstruksi Timbunan, Stabilitas Lereng, Anyaman Bambu