Laporkan Masalah

Analisis Kemenangan Petahana (Studi Kasus Badingah, Bupati Gunungkidul Dua Periode)

FAUZIA FITRIANINGRUM, Dr.Rer.Pol. Mada Sukmajati, S.I.P., M.P.P.

2017 | Skripsi | S1 ILMU PEMERINTAHAN (POLITIK DAN PEMERINTAHAN)

Dinamika Politik lokal menjadi menarik untuk dikaji terutama terkait perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Pada setiap momen Pilkada, kandidat petahana sering kali muncul dan menjadi topik perbincangan. Dalam Pilkada Gunungkidul 2015, Badingah sebagai kandidat petahana berhasil mempertahankan jabatannya sebagai Bupati dengan perolehan suara yang cukup signifikan, yaitu 39,53%. Penelitian ini mencoba mengkorelasikan Konsep Petahana dengan keberhasilan Badingah dalam Pilkada 2015. Bagaimana Badingah mengelola Potensi keuntungan, keterbatasan, dan kutukan petahana hingga terpilih kembali. Teori potensi petahana, yaitu keuntungan, keterbatasan dan kutukan menjadi kerangka dalam analisis serta pembahasan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan dalam kaidah kualitatif dengan metode studi kasus. Sumber data utama didapatkan melalui wawancara dengan kandidat petahana, penantang, masyarakat Gunungkidul sebagai pemilih, serta beberapa narasumber dari kalangan birokrat, partai politik, dan kelompok masyarakat untuk menunjang pemenuhan data. Status petahana penulis analogikan seperti pisau dengan dua mata yang sama tajamnya. Petahana memiliki potensi keuntungan, tetapi sekaligus memiliki potensi keterbatasan dan kutukan. Potensi keuntungan Petahana berdampak positif dalam Pilkada, sehingga dapat membantu Petahana terpilih kembali, sedangkan potensi keterbatasan dan kutukan justru berkebalikan, dapat memberikan dampak negatif. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa, Badingah mampu mengelola potensi petahana dengan baik, sehingga dapat terpilih kembali sebagai Bupati di Pilkada Gunungkidul tahun 2015. Potensi keuntungan petahana dapat dioptimalkan oleh Badingah, di samping itu potensi keterbatasan dan kutukan petahana juga dapat diminimalisasi olehnya. Kecerdasan sosial dan kepiawaian komunikasi politik Badingah menjadi kunci utama keberhasilannya mengelola potensi petahana. Di sisi lain kandidat penantang tidak dapat mengeksplorasi potensi keterbatasan dan kutukan petahana untuk menyerang Badingah, sehingga gagal memenangkan Pilkada.

The dynamics of local politics is one interesting issue to be analysed, particularly on the event of Local Leader Election (Pilkada). Every election period, an incumbent candidate is often exposed and becoming the topic of conversation. In Pilkada Gunungkidul 2015, Badingah as an incumbent candidate has succeeded in maintaining her position as Regent with a significant vote acquisition of 39.53%. This research tries to apply Incumbent Concept in analysing Badingah's success in Pilkada 2015. How Badingah managed Potential advantages, limitations, and incumbent curse to be re-elected. The theory of incumbent potential, which are: advantages, limitations and curses, become the framework in the analysis and discussion of research results. This research is conducted with qualitative method, specifically through the case study approach. The main sources of data were obtained through interviews with incumbent candidates, challengers, Gunungkidul community as voters, and some speakers from bureaucrats, political parties and community groups to support data's fulfillment. Incumbent status resembles a knife with two eyes that are just as sharp. Incumbent posesses a potential advantage, while at the same time also has its own potential limitations and curses. The incumbent advantages have a positive impact in Pilkada, that it can help her to be re-elected. Contradictally, the incumbent limitations and curses give a negative impact. The results of this research indicate that Badingah was able to manage the incumbent potential well, that she could be re-elected as the Regent in the elections of Gunungkidul in 2015. Badingah has managed to optimize the potential adavantage while minimizing the potential limitations and incumbent curses. It was the social intelligence and the expertise of political communication of Badingah which became the key to her success in managing incumbent potential. While the opposing candidate could not explore the potential limitations and incumbent curse to attack Badingah, thus failed to win elections.

Kata Kunci : Petahana, Penantang, Pilkada Gunungkidul 2015, Potensi Petahana, Keuntungan, Keterbatasan, Kutukan.

  1. S1-2017-335727-abstract.pdf  
  2. S1-2017-335727-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-335727-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-335727-title.pdf