HUBUNGAN DIAGENESIS BATUGAMPING DENGAN KARSTIFIKASI MINOR PADA JALUR STRATIGRAFI TERUKUR GAWAHPADAK, FORMASI EKAS, KECAMATAN SEKOTONG, KABUPATEN LOMBOK BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MUKHTARODIN WIDODO, Moch. Indra Novian, S.T., M.Eng. dan Dr. Ir. Srijono, S.U.

2017 | Skripsi | S1 TEKNIK GEOLOGI

Proses diagenesis pada batugamping yang dianggap sebagai pembentuk morfologi karst selama ini hanyalah pelarutan dan sementasi. Sementara itu, proses diagenesis lainnya diasumsikan tidak memiliki peran dalam pembentukan morfologi karst. Kawasan karst di daerah Sekotong, Kabupaten Lombok Barat memiliki keunikan yang jarang dijumpai di daerah lain. Pada daerah ini, pembentukan morfologi karst minor terjadi secara intensif dengan fitur yang cukup lengkap meskipun persebaran batugamping cenderung sempit dan setempat-setempat. Keunikan tersebut menarik untuk dijadikan sebagai obyek penelitian mengenai hubungan yang lebih rinci mengenai proses diagenesis dengan morfologi karst minor yang terbentuk. Dengan demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan akan diketahui proses diagenesis selain pelarutan dan sementasi yang dapat memicu pembentukan morfologi karst minor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hubungan yang lebih rinci antara proses diagenesis batugamping dengan pembentukan morfologi karst minor, antara lain yaitu pertama, semakin kompleks dan intensif proses diagenesis yang mengenai batugamping maka semakin bervariasi morfologi karst minor yang terbentuk. Kedua, dolomitisasi menjadi salah satu faktor yang berperan dalam pembentukan morfologi karst minor collapse breccia dan micropits, sedangkan mikritisasi mikroba, neomorfisme, pelarutan dan sementasi merupakan pembentuk morfologi karst minor fluted scallops, hohlkarren, korrosionkehlen, rillenkarren, rinnenkarren, solution pans, solution pitt, spitzkarren, splitkarren, decantation runnels, grikes, microfissure, solution bavels, dan solution pipes.

The diagenesis processes in limestone that is considered to play a role in karstification during this time only dissolution and cementation, while other diagenesis processes is considered to have no role in karstification. Meanwhile, karst area in Sekotong, West Lombok regency has its own uniqueness that is difficult to be found in other areas. In this area minor karst morphology occurs intensively with features that are quite complete even though limestone dispersal tends to be narrow and locally. The uniqueness is interesting to serve as an object of research on a more detailed relationship about diagenesis processes with minor karst that is formed. Thus based on research conducted will be known the possibility of diagenesis process in addition to dissolution and cementation that can trigger the formation of minor karst morphology. Based on the research, we found a more detailed relationship between the process of limestone diagenesis with the minor karst morphology, among others, first, if complexity and intensity of diagenesis processes is higher, the more varied the minor karst will be formed. Second, dolomitization will initiate formation of collapse breccia and micropits. While microbial micritization, neomorphism, dissolution and cementation are triggers of fluted scallops, hohlkarren, korrosionkehlen, rillenkarren, rinnenkarren, solution pans, solution pitt, spitzkarren, splitkarren, decantation runnels, grikes, microfissure, solution bavels, and solution pipes.

Kata Kunci : batugamping, diagenesis, karst minor