Eco Pesantren Khusus Wanita sebagai Fasilitas Rehabilitasi dan Resosialisasi Wanita Tuna Susila (WTS) di Yogyakarta dengan Pendekatan Ecodesign
DIYA KHAIRANA, Ir. Ahmad Saifullah, M.J., M.Si.
2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTURYogyakarta terkenal dengan julukannya sebagai Kota Pelajar. Hal ini memungkinkan Yogyakarta sebagai destinasi utama para kaum muda untuk menempuh pendidikan. Mengingat hal tersebut, keadaan lingkungan di Yogyakarta sudah seharusnya dapat menciptakan suasana yang aman dan aman bagi pembelajaran kaum muda, secara langsung (pendidikan formal) maupun tidak langsung (lingkungan). Terlepas dari julukan tersebut, Yogyakarta juga memiliki sisi 'hitam'. Inilah 'bisnis' yang tak kenal resesi, musim, dan waktu. Prostitusi berkembang sama tuanya dengan peradaban manusia. Begitu pula di Yogyakarta. Jumlah Wanita Tuna Susila (WTS) yang terus bertambah setiap tahunnya menjadikan dampak negatif tersendiri bagi kehidupan sosial masyarakat. Sebuah fasilitas sebagai penampung dan upaya untuk mengurangi jumlah WTS di Yogyakarta dirasa perlu mengingat jumlahnya yang kini sudah susah diprediksi. Eco Pesantren, merupakan pesantren yang berbasis suasana alam gagasan dari Kementrian Lingkungaan Hidup dan Kementrian Agama ini merupakan salah satu solusi yang menjawab tuntutan rohanis, psikis, dan raga bagi para WTS. Upaya rehabilitasi dan resosialisasi dilakukan agar mantan WTS nantinya selain sembuh, juga memiliki keterampilan guna mencari pekerjaan yang halal. Pusat kegiatan berada pada Masjid yang menjadi center dari keseluruhan bangunan. Terdapat beberapa afasilitas utama pada eco pesantren khusus WTS ini, yaitu, administrasi, edukasi dan Informasi, pelayanan klien, ruang praktik, asrama, dan kebun praktik bercocok tanam. Penerapadan konsep ecodesign berfungsi untuk menunjang fasilitas eco pesantren mengingat badan ini merupakan badan non profit yang tujuan utamanya bukanlah menghasilkan keuntungan, sehingga konsep ecodesign ini diharapkan mampu meminimalisir pengeluaran biaya pembangunan dan perawatan fasilitas eco pesantren. Unsur-unsurnya mencakup material yang digunakan, pencahayaan, penghawaan, ruangan yang lapang serta adanya interaksi bangunan dengan alam sekitar.
Yogyakarta is famous as the City of Students. This allows Yogyakarta as a major destination for young people to pursue education. Considering that, the environment in Yogyakarta should be able to create a safe and secure atmosphere for the learning of young people, directly (formal education) and indirect (environment). Regardless of the nickname, Yogyakarta also has a 'black' side. This is a 'business' that does not recession, season, and time. Prostitution is growing as old as human civilization. Similarly in Yogyakarta. The number of prostitutes that continues to grow every year makes a negative impact for the social life of the community. A facility as a container and efforts to reduce the number of prostitutes in Yogyakarta felt necessary to remember the amount that is now hard to predict. Eco Pesantren, a pesantren based on the natural atmosphere of the idea of the Ministry of Living Environment and Ministry of Religion is one solution that answers spiritual, psychological, and body demands for prostitutes. Rehabilitation and resocialization are made to ex-prostitutes later than recover, also have the skills to find a halal job. The center of activity is at the mosque which is the center of the whole building. There are several major perks in this eco pesantren for prostitutes, namely, administration, education and information, client service, practice room, dormitory, and gardening practices. The concept application of ecodesign serves to support the eco pesantren facility considering that this is a non-profit institution whose main purpose is not to make a profit, so this ecodesign concept is expected to minimize the expenses of development and maintenance of eco pesantren facility. The elements include the materials used, lighting, weather condition, roomy space and the interaction of buildings with natural surroundings.
Kata Kunci : Eco Pesantren, Wanita Tuna Susila, Rehabilitasi dan Resosialisasi, Ecodesign / Eco Pesantren, Prostitute, Rehabilitation and Resocialization, Ecodesign