Pedoman Penyensoran Siaran Televisi di Indonesia (Studi Kasus Komparasi P3SPS dengan Peraturan LSF dalam Sensor)

NATHASHA JUFIANITA H, Mufti Nurlatifah,S.I.P.,M.A.

2017 | Skripsi | S1 ILMU KOMUNIKASI

Penelitian ini membahas tentang penyensoran yang terjadi dalam dunia penyiaran di Indonesia, khususnya televisi. Penyensoran pada siaran televisi sendiri merupakan fenomena penting dalam dunia penyiaran yang melibatkan berbagai macam pihak. Mulai dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Lembaga Sensor Film (LSF), lembaga penyiaran, juga masyarakat yang memberikan dampak berupa keresahan yang menguatkan topik atas praktik penyensoran itu sendiri. Pembahasan terkait penyensoran lalu akan dipaparkan dengan cara menganalisis adanya kasus dilema sensor yang terjadi pada fenomena penyensoran pada tayangan di televisi Indonesia. Berawal dari keresahan atas terjadinya dilema sensor sebagai salah satu fenomena penyensoran, KPI dan LSF selaku lembaga yang memiliki kapasitas dan wewenang dalam pengadaan sensor bagi siaran televisi lalu dikomparasikan sehingga ditemukan penyebab dan solusi dari permasalahan penyensoran yang ada tersebut. Perbandingan yang dilakukan atas dua lembaga independen negara tersebut dimulai dari perbandingan pedoman, baik regulasi maupun etika, serta solusi dari kedua belah pihak dalam menyikapi fenomena dilema sensor yang mayoritas merupakan kasus over-censorship berdasar pada pedoman yang ada. Perbandingan yang dilakukan lalu dicocokkan dengan fenomena over-censorship yang terjadi sebagai suatu masalah. Setelah itu ditemukan titik bahwa lembaga penyiaran lah yang menjadi kunci atas praktik penyensoran, sehingga sikap baik dari LSF maupun KPI menjadi lebih baik bila diarahkan kepada lembaga penyiaran. Di mana sikap tersebut juga dapat berupa pembenahan yang menengahi adanya perbedaan pedoman antara LSF dan KPI.

This research is discussing about the existance of censorship in the world of Indonesian Broadcast, especially television. Censorship in television broadcast itself is one of the most important phenomenon in the world of broadcast, that is involving various parties. Starts from Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Lembaga Sensor Film (LSF), television stations, also the people of the country that strengthen the topic of censorship itself by their anxiety. The discussion about censorship then will be explained by analyzing the existance of over-censorship cases that are happened to the censorship phenomenon in Indonesian television broadcast. Starting from the anxiety of over-censorship as one of the censorship phenomenon, KPI and LSF as the institutions that have capacity and authority in the procurement of censors for television broadcast, will be compared to get the causes and solutions of censorship cases. The comparison between two national independent institutions starts from the comparison of the guidelines, whether it is the regulations, ethics, also the solutions from both sides in respond to the censor dilemma that turns out to be over-censorship phenomenon based on existing guidelines. The comparison then will be cohered with the over-censorship phenomenon that happened as a problem. Then the answer of the research begins from the reality that television stations is the key of the television censorship in practice, so the fixing of its problem, whether from LSF or KPI will be better if it is leaded to television stations themselves. In which the fixing also included the mediations for the differences between KPI and LSFs guidelines.

Kata Kunci : penyensoran, sensor, over-censorship, Lembaga Sensor Film, Komisi Penyiaran Indonesia, lembaga penyiaran, studi kasus eksploratif, televisi, penyiaran, etika penyiaran.