PENENTUAN ETAT TEBANGAN PADA HUTAN RAKYAT DI DUSUN BLEBERAN, DESA BLEBERAN, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

SRI W S SIALLAGAN, Dr.Ir. Nunuk Supriyatno, M.Sc.

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Pengelolaan terhadap hutan rakyat perlu ditingkatkan terlebih dalam hal pengaturan hasil sehingga dapat lebih berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu perlu diketahui potensi hutan rakyat untuk dapat merencanakan pengelolaan yang tepat agar memberi keuntungan yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan kelestarian hasil hutan. Selain itu perlu diaktifkan kembali kelompok tani hutan rakyat sebagai wadah dalam masyarakat belajar mengelola lahan hutan rakyat. Metode penentuan etat yang digunakan adalah metode Von Mantel untuk menghitung etat volume, dan metode Brandis untuk menghitung etat berdasarkan jumlah pohon. Pengaturan tersebut didasarkan pada potensi yang diperoleh dari lahan garapan responden yang dipilih secara purposive sampling sebanyak 61 orang. Umur daur yang dipakai adalah 15 untuk jenis jati dan mahoni, serta 10 tahun untuk jenis akasia dan campuran. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui potensi total kayu sebesar 5341,17 m3 . Hasil perhitungan etat dengan pendekatan volume diperoleh jatah tebang tahunan untuk jenis jati sebesar 351,43 m3/tahun, mahoni 68,67 m3/ha, akasia 28,45 m3/ha, dan campuran 89,17 m3/ha. Hasil perhitungan etat dengan pendekatan jumlah pohon untuk jenis jati sebanyak 267 pohon/tahun, mahoni 41 pohon/tahun (untuk daur 15 tahun) serta akasia 22 pohon/tahun dan campuran 52 pohon/tahun (untuk daur 10 tahun).

The management of farm forest needs to be improved especially in regulation of forest yield so that it can have more impact on the improvement of people's prosperity. Therefore, it is important to find out the potential of farm forest to plan the suitable management in order to obtain sustainable profit, while the sustainability of forest product is still taken into consideration. In addition, it is necessary to re-activate the forest farmer group as a forum in the farm to learn managing community forest area. The used felling limit estimation methods were Von Mantel method to calculate the felling volume limit, and Brandis method to calculate felling limit based on the number of trees. Those regulations were based on the potential obtained from the respondents-cultivated land chosen through purposive sampling of 61 persons. The used life cycle was 15 years for Tectona grandis and Swietenia macrophylla, and 10 years for Acacia auriculiformis and mixed species. Based on the results of this study, it was found that the wood total potential was 5341,17 m3. The result of ethical calculation with volume approach was obtained annual allowable cut for the type each species was: Tectona grandis 351,43 m3/year, Swietenia macrophylla 68,67 m3/year, Acacia auriculiformis 28,45 m3/year, and mixed species of 89,17 m3/ha. The result of the felling limit calculation with the approach of the number of trees for Tectona grandis was 267 trees/year, for Swietenia macrophylla was 41 trees/year (for 15-year cycle), for Acacia auriculiformis was 22 trees/year, and for mixed species was 52 trees/year (for 10-year cycle).

Kata Kunci : Hutan rakyat, potensi tegakan, taksiran tebangan (etat), kelompok tani hutan rakyat;farm forest, potential yield, felling estimation, forest farmer group