FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DAN BIOTIK YANG MEMENGARUHI KEHADIRAN KODOK BUDUK (Duttaphrynus melanostictus) DI HUTAN ADAT WONOSADI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL

ERNA SUSILOWATI, drh.Subeno, M.Sc.

2017 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Faktor lingkungan fisik dan biotik memiliki kaitan yang erat dengan keberadaan satwa khususnya amfibi. Amfibi membutuhkan habitat dengan kondisi lingkungan yang stabil karena suhu tubuh amfibi sangat tergantung pada suhu lingkungan. Amfibi khususnya Duttaphrynus melanostictus dapat dijadikan sebagai bio indikator lingkungan. Berbagai komponen fisik maupun biotik yang terdapat di Hutan Adat Wonosadi dapat mempengaruhi distribusi kehadiran Duttaphrynus melanostictus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial dan faktor lingkungan fisik maupun biotik yang mempengaruhi kehadiran Duttaphrynus melanostictus di Hutan Adat Wonosadi. Penelitian ini dilakukan di Hutan Adat Wonosadi yang secara administratif terletak di Dusun Duren dan Dusun Sidorejo, Desa Beji, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data kehadiran Duttaphrynus melanostictus diambil menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES) dengan modifikasi transect. Sedangkan data distribusi Duttaphrynus melanostictus secara spasial diperoleh dari koordinat-koordinat tempat amfibi ditemukan yang kemudian di overlay ke dalam peta kawasan Hutan Adat Wonosadi dengan menggunakan software ArcGis. Pola distribusi diketahui dengan menggunakan Indeks Dispersi sedangkan analisis untuk mengetahui faktor lingkungan fisik dan biotik yang mempengaruhi kehadiran Duttaphrynus melanostictus menggunakan analisis Regresi Binomial. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Duttaphrynus melanostictus yang ditemukan berjumlah 7 individu. Berdasarkan analisis Regresi Binomial, kehadiran Duttaphrynus melanostictus dipengaruhi oleh faktor kelembaban dan faktor penutupan tumbuhan bawah. Selain itu, Duttaphrynus melanostictus di Hutan Adat Wonosadi memiliki pola distribusi mengelompok dengan nilai Indek Dispersi 1,721805.

Physical and biotic factors of environment are closely related to the presence of animals, especially amphibians. Amphibians require habitats with stable environmental conditions because their body temperature is highly dependent on surroundings temperature. Amphibians, especially Duttaphrynus melanostictus, can be used as environmental bio indicator. Various physical and biotic components in Wonosadi Communal Forest affect the distribution of the presence of Duttaphrynus melanostictus. This study aims to determine the spatial distribution, and physical and biotic environmental factors that affect the presence of Duttaphrynus melanostictus in Wonosadi Communal Forest. This research was conducted in Wonosadi Communal Forest which is administratively located in Dusun Duren and Dusun Sidorejo, Beji Village, Ngawen Sub-district, Gunungkidul Regency, Special Province of Yogyakarta. The attendance data of Duttaphrynus melanostictus was taken using Visual Encounter Survey (VES) method with transect modification. While the spatial distribution data of Duttaphrynus melanostictus was obtained from the coordinates where the amphibians were found, then was overlaid into the map of Wonosadi Communal Forest area using ArcGis software. The distribution pattern was known by using Dispersion Index whereas the analysis to determine the physical and biotic environmental factors, that influenced the presence of Duttaphrynus melanostictus, used Binomial Regression analysis. The result showed that there were 7 individuals of Duttaphrynus melanostictus found in Wonosadi Communal Forest. Based on the Binomial Regression analysis, the presence of Duttaphrynus melanostictus was influenced by humidity factor and cover factor of lower plants. In addition, the Duttaphrynus melanostictus in Wonosadi Communal Forest had clumped distribution pattern with the dispersion value of 1,721805.

Kata Kunci : Duttaphrynus melanostictus, Kehadiran, Distribusi, Hutan Adat Wonosadi;Duttaphrynus melanostictus, Attendance, Distribution, Wonosadi Communal Forest