Kapasitas Adaptif Masyarakat Menghadapi Bahaya Kekeringan di Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul
YUDI HERMANSAH, Prof. Dr, Sunarto, M.S., Dr. M. Pramono Hadi, M.Si
2017 | Tesis | S2 MANAJEMEN BENCANADampak kekeringan dirasakan oleh semua masyarakat di Kecamatan Gedangsari. Upaya pengurangan kerentanan terhadap kekeringan dilakukan dengan peningkatan kapasitas adaptif masyarakat. Kondisi geomorfologi Kecamatan Gedangsari khas, berupa basin yang berada di Pegunungan Baturagung diasumsikan memiliki potensi ketersediaan air tanah yang beragam. Penelitian ini bertujuan 1) menganalisis tingkat potensi ketersediaan air tanah; 2) menganalisis kapasitas adaptif masyarakat di Kecamatan Gedangsari berdasarkan tingkat potensi ketersediaan air tanah. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data primer dengan kuesioner dan observasi serta pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pendokumentasian. Teknik analisis data dengan pengharkatan (scoring), pembobotan (weighting) dan tabulasi silang (crosstab) menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan perangkat lunak Arc GIS 10.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas wilayah di Kecamatan Gedangsari dengan tingkat potensi ketersediaan airtanah Tinggi adalah 48,69 ha, yaitu sebagian Desa Hargomulyo dan Desa Ngalang. Luas wilayah dengan tingkat potensi ketersediaan airtanah Sedang adalah 2.697,20 ha dan tersebar pada sebagian besar desa di Kecamatan Gedangsari. Luas wilayah dengan tingkat potensi ketersediaan airtanah Sedang adalah 3.163,52 ha dan juga tersebar pada sebagian besar desa di Kecamatan Gedangsari. Kapasitas adaptif masyarakat dalam menghadapi bahaya kekeringan di Kecamatan Gedangsari terdiri atas tingkat kapasitas adaptif Rendah, Agak Rendah dan Agak Tinggi. Jumlah total responden adalah 68 orang. Jumlah responden dengan tingkat kapasitas adaptif kategori Rendah adalah 19 orang. Jumlah responden dengan tingkat kapasitas adaptif kategori Agak Rendah adalah 40 orang. Jumlah responden dengan tingkat kapasitas adaptif kategori Agak Tinggi adalah 9 orang.
The impacts of drought that occur in District Gedangsari are felt by all inhabitants. Efforts to reduce vulnerability to drought are done by increasing adaptive capacity of the inhabitants. Specific condition of geomorphology in Gedangsari district, is the basin located in Baturagung Mountains is assumed to have potencyof availability of various ground. This research aims 1) analyzing potency of ground water level; 2) evaluating adaptive capacity of inhabitants in Gedangsari District based on potential level. The research method is descriptive with quantitative method approach, primary data collection method with questionnaire and observation and secondary data collection done by documentation. Analytical techniques are scoring, weighting and cross-tabulation (crosstab) using Geographic Information System (GIS) with Arc GIS software 10.1. The results show that the highest potential level of groundwater availability in areas in Gedangsari about 48.69 ha, that is part of Hargomulyo Village and Ngalang Village. The extend with the potential level of groundwater availability Medium is 2,697.20 ha and spread in most villages in Gedangsari district. The area with the potential level of groundwater availability Medium is 3,163,52 ha and also spread in most of village in District Gedangsari. The adaptive capacity of the inhabitants in dealing with drought hazards in Gedangsari district consists of low adaptive, moderately low and low adaptive capacity. The total number of respondents is 68 people. The number of respondents with low adaptive capacity level is 19 people. The number of respondents with adaptive capacity of low-moderate category is 40 people. The number of respondents with adaptive capacity of the moderately high category is 9 people.
Kata Kunci : Kapasitas adaptif, bahaya kekeringan, potensi airtanah