Laporkan Masalah

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG IDIOT (Studi di Desa Karangpatihan dan Desa Sidoharjo, Kabupaten Ponorogo)

NOVARISMA DWI I, Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi, M.A

2017 | Tesis | S2 Sosiologi

Kampung idiot merupakan sebuah label yang diberikan masyarakat terhadap suatu wilayah dengan jumlah keterbelakangan mental yang cukup tinggi. Jumlah keterbelakangan mental di Desa Karangpatihan dan Desa Sidoharjo menunjukkan jumlah yang cukup tinggi, yaitu 1-2% dari ±5.000 jiwa, dengan range usia sekitar 30 hingga 50 tahun. Meski keduanya memiliki kondisi sosial yang sama, namun pengaruh dan dukungan tidak sama, sehingga pemberdayaan yang diterapkan di masing-masing desa berbeda. Penelitian ini membahas proses pemberdayaan yang terjadi di Kampung Idiot, merujuk pada teori Pemberdayaan Masyarakat yang melihat pembangunan berdasarkan konsep developmentalismedan konsep anti-developmentalisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap keluarga orang keterbelakangan mental. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pemberdayaan di Desa Karangpatihan dan Desa Sidoharjo. Pemberdayaan di Desa Karangpatihan berkonsep anti-developmentalisme, yaitumelalui partisipasi pemuda dan pemerintah desa lokal, sehingga keberlanjutan pemberdayaan masih ada hingga saat ini. Sedangkan, Desa Sidoharjo pemberdayaan berkonsep developmentalismeyang banyak mengandalkan dukungan luar, agensi stuktur dan LSM, sehingga pemberdayaan tidak berkelanjutan.

Idiot village is a label that given by society toward a district with high number of mental retardation. The number of mental retardation especially in Karangpatihan village and Sidoharjo village indicate amount 1-2% from ±5000 people in range age of 30 up to 50 years old. Although these villages have same social condition, but the influences and support not same, than they have differences in role of empowerment. This research discusses the process of empowerment which happened in idiot village with referring to society empowerment theory that saw the construction with developmentalism and anti-developmentalism concept. The research qualitative approach by social ethnography method. Technique of data collectionswere done by doing in-depth interview to metal retardation’s family. This research results the differences of empowerment in Karangpatihan and Sidoharjo village. In Karangpatihan village, the empowerment has a concept anti-developmentalism through participation of young generation and local government in this village, so that empowerment still sustainable. Meanwhile, in Sidoharjo village the empowerment has a developmentalism concept that much to rely on outside support such as agency structure and non-governmental organization, with the result that sustainability of empowerment not be sustainable.

Kata Kunci : pemberdayaan masyarakat, developmentalisme, anti-developmentalisme, kampung idiot

  1. S2-2017-388972-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388972-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388972-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388972-title.pdf