Laporkan Masalah

INOVASI DESA WISATA: STUDI KASUS PADA INOVASI PROGRAM LIVE-IN DI DESA WISATA NGLANGGERAN

IHSAN RAHMAT, Dr. Ambar Widaningrum, MA

2017 | Tesis | S2 Manajemen dan Kebijakan Publik

Inovasi merupakan kata kunci untuk menyelesaikan stagnasi dan kegagalan di desa wisata. Kabupaten Gunungkidul memiliki 12 desa wisata, tetapi hanya 4 desa wisata yang dinilai berkembang. Desa Wisata Nglanggeran (DWN) berkembang pesat karena inovasi yang berkelanjutan. Studi ini membahas tentang inovasi di Desa Wisata Nglanggeran (DWN). Tujuan studi ini adalah memahami cara kerja inovasi di desa wisata, mengangkat faktor kesuksesan, kemudian memberi rekomendasi kebijakan inovasi. Studi ini diharapkan berguna sebagai replikasi pengembangan desa wisata. Kualitatif dengan pendekatan studi kasus telah digunakan sebagai metode untuk menyelidiki studi ini. Peneliti menetapkan program live-in sebagai kasus tunggal. Live-in merupakan program wisata pertama dan unggulan di DWN yang berhasil mengintegrasikan potensi alam, seni-budaya, dan buatan ke dalam pariwisata. Program tersebut akan dikaji dengan menggunakan pendekatan proses dan sistem inovasi. Dua pendekatan ini akan memberikan pemahaman komprehensif tentang tahap demi tahap inovasi di DWN, aktor yang terlibat, relasi antar aktor, serta pendorong dan penghambat inovasi. Berdasarkan temuan lapangan, penelitian ini menemukan cara kerja inovasi komunitas DWN dimulai dari perumusan masalah, generasi ide, promosi ide, pengembangan konsep, pemasaran, dan evaluasi pasca pemasaran. Proses inovasi tersebut dapat berjalan karena didorong oleh banyak faktor, seperti melibatkan banyak aktor, memiliki tim yang solid, berorientasi pada kebutuhan wisatawan, memobilisasi peran aktor kunci, terbuka pada akses pengetahuan baru, membangun komunikasi informal, mendapat dukungan masyarakat, peran sektor publik, dan adanya perbaikan terus-menerus. Temuan ini berimplikasi pada literatur inovasi desa wisata, yaitu inovasi komunitas ternyata memiliki cara kerja yang relatif sama dengan inovasi layanan pada umumnya, proses inovasi DWN mengikuti model linier generasi pertama, intensitas komunikasi dan diskusi informal menjembatani pembangkitan dan pengembangan ide, modal sosial menjadi struktur kekuatan dalam hubungan, memobilisasi peran aktor kunci dan dukungan masyarakat menjadi temuan khas yang mendorong Inovasi di DWN. Studi ini juga memberikan rekomendasi kepada dinas pariwisata untuk mengembangkan kompetensi inovasi di desa wisata, menghubungkan akses baru dengan pengetahuan, dan pentingnya penyediaan dana khusus untuk desa wisata.

Innovation is a keyword to solve stagnation and failure in the rural tourism industry. Gunungkidul Regency has 12 tourism villages, but only four are considered to develop. Nglanggeran Rural Tourism (DWN) is developing due to sustainable innovation. This study aims to discuss an innovation in DWN. The purpose of this study is to understand about innovation framework in rural tourism, describe the success element, and arrange innovation policy recommendation. This study is expected to be useful as best practices in rural tourism development. Qualitative research with case study approach was chosen as methods to investigate this study and researcher set a live-in program as the single case. Live-in is the primary tour program in DWN that successfully integrate nature potential, arts-culture, and artificial into the tourism. To explain the innovations in the live-in program, two approaches have been used namely innovation process and innovation system approaches. These approaches will provide a comprehensive understanding of the stages of innovation at DWN, the actors, the relationships between actors, and the inhibitors and the driving forces of innovation. Based on field research, this study finds the workings ways of community innovation in rural tourism context is starting from problem formulation, idea generation, idea promotion, concept development, marketing, and post-marketing evaluation. Innovation at DWN is successful because it involves many actors, has a solid team, oriented to the traveler needs, mobilizes the role of key actors, open to access new knowledge, builds informal communication, gets community support, optimizing public sector roles, and continuous improvement. These findings have implications for rural tourism innovation literature, namely community context innovation has a relatively similar process with service innovation in general. The DWN innovation process followed the first generation linear model, the intensity of informal communication and discussion bridging the generation and development of ideas, social capital become a power structure in relationships, mobilizing the role of key actors and community support become distinctive findings which encourage innovation at DWN. This study also provides recommendations for tourism department to develop innovation competencies, connect new access to knowledge, and better understand the importance of special funds for rural tourism.

Kata Kunci : rural tourism innovation, innovation process, innovation system, live-in program, Nglanggeran

  1. S2-2017-388897-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388897-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388897-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388897-title.pdf