KEKUASAAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT POLITIK AL-MAWARDI DAN MACHIAVELLI

ALI KARTAWINATA, Prof. Drs. M. Mukhtasar S, M.Hum, Ph.D of Arts

2017 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Tesis ini berjudul Kekuasaan Dalam Perspektif Filsafat Politik Al-mawardi dan Machiavelli. Kajian mengenai berbagai hal yang dibahas dalam Filsafat Politik senantiasa membawa pada sebuah wacana kekuasaan. Kekuasaan dianggap sebagai wadah ideal dalam perwujudan suara masyarakat yang butuh perlindungan penguasa, namun disisi lainjuga sebagai bentuk praktek politik yang licik demi sebuah kepentingan. Lambat laun wacana kekuasaan melenceng dari aslinya dengan dipengaruhi orientasi individual pelaku politik. Berawal dari problematika kekuasaan tersebut, perlu dikaji lebih jauh mengenai hal tersebut dari para pendahulu. Diantara tokoh yang mencurahkan perhatiannya pada perihal kekuasaan, ialah Al-Mawardi dan Machiavelly. Kedua tokoh tersebut sama-sama menekankan pada perihal kekuasaan dan kondisi sosial-politik di mana mereka hidup pada masanyamemiliki kemiripan. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif-analisis. Pada Awalnya, data yang berhubungan dengan objek formal dan objek material penelitian dikumpulkan, selanjutnya data yang telah diperoleh diklasifikasikan berdasarkan bab dan sub-sub bab yang telah disusun. Selanjutnyamenganalisis data sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, lalu diakhiri dengan memaparkan hasil analisis secara sistematis dan teratur. Pokok perhatian Al-Mawardi ialah bagaimana memenuhi tuntutan syari'at Islam dalam pemerintahan negara dan melindungi agama. Sedangkan Machiavelli lebih secara umum kepada perihal mengenai bagaimana seharusnya seorang pemimpin (pangeran/ prince) meraih, mengelola dan mempertahankan kekuasaannya. Menurut pandangan Al-Mawardi kekuasaan ialah kesempatan dan kemampuan seseorang orang untuk menyadarkan ummat atau masyarakat akan kewajban dan hak dari segi agama/kepercayaan dan kenegaraan/organisasi (duniawi). Menurut Machiavelli, kekuasaan ialah kedudukan dimana seseorang memiliki kemampuan untuk membuat bawahannnya melakukan dan menaati seluruh ketentuan yang ia pustuskan, serta menyadari kewajibanmereka sebagai bawahan/ rakyat. Pemikiran kekuasaan Al-Mawardi relevan bagi konsep Negara Pancasila dalam berbagai Hal. Begitupun dengan pemikiran kekuasaan Machiavelli, pemikiran beliau relevan bagi konsep Negara Pancasila juga dalam beberapa hal. Namun selain itu, terdapat beberapa hal dari pemikiran kedua tokoh tersebut yang tidak relevan bagi konsep Negara Pancasila, karena terkadang pemikiran kekuasaan keduanya menyalahi aspek-aspek yang terkandung dan menyusun Ideologi Indonesia, atau Pancasila itu sendiri dalam beberapa hal.

The titel of this thesis is Power in Al-Mawardi and Machiavelli's perspective of political philosophy. The study of many things discussed in political philosophy always brought on a discourse of power. Power is considered as the ideal compartment in the embodiment of the voice of the community that need the protection of the authorities, but on the other hand its also as a form of political practice deceit by personal interests. Eventually the discourse of power restless noise from the original influenced with the orientation of individual political actors. Starting from that problem of power, needs to be examined further on the subject of the predecessors. Among the leaders that present their attentions on the subject of power, there is Al-Mawardi and Machiavelly. Both these figures are equally stressed on the subject of power and social-political conditions in which they live on time have few similarities. This research is a library research (penelitian pustaka), the type of this research is qualitative research with descriptive of analysis. Initially, all data relating to the formal objects and material object of research gathered, then the data that has been obtained is classified according to chapter and sub-sub chapter that had been arranged. Then analyzing data in accordance with the formulation of the problem and the aim of the research and ends with presenting the results of the analysis in a systematic and orderly manner. Al-Mawardi's Attention point is how to meet the demands of the Shari'ah Islam in the government and protecting the religion. While Machiavelli is more generally to the subject of how should a leader (pemimpin/ pangeran) achieved, manage and maintain their authority. According to Al-Mawardi's view Power, Power is "an opportunity and ability of one person to warn for people or society of their nature duties and rights in terms of Religion/trust and statehood/organization (duniawi). According to the Machiavelli, Power is "the position where a person has the ability to make his subordinate/ people to perform and comply with all the terms that he dictate, and realize their obligation as subordinate/ people.Al-Mawardi's view of Power thought are relevant to the concept of Negara Pancasila in various ways. Relying with the thought of the power from Machiavelli, his thought are relevant to the concept of Negara Pancasila in a few things. But there are some things from Both figures's View of Power that are not relevant to the concept of Negara Pancasila, because sometimes both's view of Power offenses against the aspects that contained and arrange the ideology of Indonesia, or Pancasila it self in a few things.

Kata Kunci : Filsafat Politik, Kekuasaan, Negara Pancasila, Al-Mawardi, Machiavelli, Political Philosophy, Power, Negara Pancasila, Al-Mawardi, Machiavelli