Perdagangan Komoditas Hortikultura Indonesia dalam Kerangka Pasar ASEAN+3: Pendekatan RCA, ESI, TCI dan Panel Data

NUR CHASANAH, Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec.; Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, M.S.

2017 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing, kemiripan struktur ekspor, komplementaritas, dan pengaruh ASEAN+3 terhadap aliran ekspor komoditas hortikultura Indonesia yang masing-masing dianalisis dengan dengan metode Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Similarity Index (ESI), Trade Complementarity Index (TCI), dan gravity model. Data yang digunakan adalah data panel sekunder yang terdiri dari data tahunan selama 14 tahun (2001-2014) dan cross section dari 13 negara. Hasil analisis menunjukkan, komoditas hortikultura Indonesia berada pada posisi daya saing lemah kelima di intra-ASEAN+3. Indonesia memiliki kemiripan struktur ekspor komoditas hortikultura yang cukup tinggi dengan negara-negara di intra-ASEAN+3. Kemiripan tertinggi yang berimplikasi pada potensi kompetisi yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara anggota lainnya terjadi dengan Singapura. Sebagai eksportir, Indonesia tidak memiliki komplementaritas yang tinggi dengan negara-negara di intra-ASEAN+3. Di sisi lain, sebagai importir Indonesia memiliki komplementaritas tinggi secara berurutan dengan Filipina, Thailand, dan China. GDP per kapita Indonesia, GDP per kapita negara pengimpor, dan kurs rupiah terhadap negara pengimpor berpengaruh positif sementara jarak ekonomis dan kesamaan ukuran ekonomi berpengaruh negatif terhadap aliran ekspor komoditas hortikultura Indonesia. Secara umum, integrasi ASEAN+3 menghasilkan trade creation di mana nilainya secara positif dipengaruhi oleh ACFTA dan AJCEP serta secara negatif oleh AKFTA. Namun, peningkatan aliran ekspor yang terjadi masih sangat kecil (6,72%).

This study aims to determine the competitiveness, export similarity, complementarity, and impact of ASEAN+3 on the export of Indonesian horticultural commodities which each analyzed by Revealed Comparative Advantage (RCA), Export Similarity Index (ESI), Trade Complementarity Index (TCI), and gravity model. The data used are secondary panel data consisting of annual data for 14 years (2001-2014) and cross section of 13 countries. The results show that Indonesia's horticultural commodities are in the fifth weak competitiveness position in intra-ASEAN+3. Indonesia has a high similarity in the export structure of horticultural commodities with intra-ASEAN+3 countries. The highest similarity that has implications for greater competition potential compared to other member countries occurs with Singapore. As an exporter, Indonesia does not have a high complementarity with countries in intra-ASEAN+3. On the other hand, as importers Indonesia has a high complementarity in sequence with the Philippines, Thailand, and China. GDP per capita of Indonesia, GDP per capita of importing country, and rupiah exchange rate to importing country have positive effect while economic distance and economic size similarity have a negative effect to export flow of horticulture commodity of Indonesia. In general, ASEAN+3 integration generates trade creation where its value is positively influenced by ACFTA and AJCEP and negatively by AKFTA. However, the increase in export flow is still very small (6,72%).

Kata Kunci : ESI, gravity, panel, RCA, TCI