Laporkan Masalah

PENGARUH OLAHRAGA BULU TANGKIS TERHADAP PROGRESIVITAS MIOPIA PADA ANAK DI YOGYAKARTA

BANU AJI DIBYASAKTI, Prof. dr. Suhardjo, SU, SpM(K).; dr. Tri Wahyu Widayanti, SpM(K), MKes.; Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro, AIFM.

2017 | Tesis-Spesialis | SP ILMU PENYAKIT MATA

Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh bulu tangkis terhadap progresivitas miopia pada anak. Metodologi : Penelitian ini merupakan penelitian kohort yang melibatkan 139 mata dari 77 anak. Subyek penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok bulutangkis (n=73) dan kontrol (n=66). Status refraksi diperiksa menggunakan autorefraktometer dengan penambahan siklopegik (siklopentolat 1%). Perbanding progresivitas miopia antara kunjungan awal dengan 6 bulan pada tiap kelompok dilakukan menggunakan analisis Paired T-Test. Perbedaan progresivitas miopia antara dua kelompok dilakukan dengan menggunakan analisis Independent Sample T-Test. Untuk mengetahui risiko relatif progresivitas miopia antara kedua kelompok digunakan analisis Tabel 2x2. Hasil : Rerata kelainan miopia pada kelompok bulutangkis sebesar -1.03+-0.62 D (awal) dan -1.07+-0.64 D (6 bulan), sementara di kelompok kontrol sebesar 1.11+-0.66 D (awal) dan -1.24+-0.69 D (6 bulan). Terdapat perbedaan yang bermakna pada status refraksi antara kunjungan awal dan 6 bulan pada setiap kelompok (p<0.05). Progresivitas miopia pada kelompok bulutangkis adalah 0.04+-0.10 D dan pada kelompok kontrol sebesar 0.12+-0.22 D. Terdapat perbedaan progresivitas miopia yang bermakna di antara 2 kelompok (p<0.05). Bulutangkis juga merupakan faktor protektif dari progresivitas miopia pada anak (RR: 0.329 (0.157-0.687); p<0.05) walaupun faktor lain seperti aktivitas melihat dekat, aktivitas di luar ruangan, dan faktor herediter dapat mempengaruhi progresivitas miopia pada anak. Kesimpulan : Anak yang secara rutin melakukan olahraga bulutangkis memiliki progresivitas miopia yang lebih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan progresivitas miopia yang bermakna secara statistik namun tidak bermakna secara klinis antara kedua kelompok. Olahraga bulu tangkis merupakan faktor protektif terhadap progresivitas miopia.

Objectives : to observe the effect of badminton in myopia progression among children in Yogyakarta. Methods : This is a cohort study involving 139 eyes from 77 children. The subjects were divided into 2 groups: badminton (n=73) & control (n=66) group. The refractive error was measured by using auto-refractometer with additional cycloplegic agent (1% cyclopentolate). Myopia progression between baseline and 6 month follow up in each group were compared by using Paired T-Test Analysis. The difference of myopia progression in both group were compared by using Independent Sample T-Test Analysis. The relative risk of myopia progression by playing badminton was analysed by using 2x2 table analysis. Results : The mean refractive error in the badminton group was -1.03 +- 0.62 D (baseline) and -1.07 +- 0.64 D (6 months), while in the control group was -1.11 +- 0.66 D (baseline) and -1.24 +- 0.69 D (6 months). There was significant difference in the mean refractive error between baseline and 6 months in each group (p<0.05). Myopia progression in badminton group was 0.04 +- 0.10D, while in control group 0.12 +- 0.22. There was significant difference in myopia progression between two groups (p<0.05). Badminton is also significant protective factor against myopia progression in children (RR: 0.329 (0.1570.687); p<0.05), even though another factor such as near-work, outdoors activities, and hereditary factor could confound the progression. Conclusion : Children who are routinely playing badminton show less myopia progression. There is statistically significance but not clinically significant difference in myopia progression between two groups. Playing badminton is a protective factor towards myopia progression.

Kata Kunci : miopia, bulutangkis, anak, myopia, badminton, children


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.