FAKTOR PREDIKTOR DEHISENSI PADA NEONATUS DENGAN PEMBEDAHAN ABDOMINAL
LUCY PRAVITASARI, dr. Setya Wandita, M.Kes, Sp.A(K), dr. Endy P. Prawirohartono, MPH, Sp.A(K)
2017 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran KlinikLatar Belakang: Dehisensi luka operasi merupakan komplikasi operasi yang jarang namun sering menyebabkan kematian. Faktor risiko yang dilaporkan dari penelitian-penelitian sebelumnya adalah usia kurang dari 1 tahun, gizi buruk, hipoalbuminemia, infeksi berat, insisi median dan operasi yang bersifat darurat. Data penelitian kejadian dehisensi luka operasi abdominal pada neonatus masih sangat jarang. Tujuan: Untuk mengetahui sepsis, anemia, hipoalbuminemia, trombositopenia, jenis kelamin laki-laki, operasi darurat, kurang bulan dan berat lahir rendah dapat digunakan sebagai prediktor dehisensi pada neonatus dengan pembedahan abdominal. Metode: Kami melakukan penelitian kohort retrospektif dari data rekam medis pada 159 neonatus dengan pembedahan abdominal. Dilakukan analisis dengan menghitung angka kejadian dehisensi, Dilakukan analisis dengan menghitung angka kejadian dehisensi, analisis bivariat digunakan untuk menentukan risiko relatif dan analisis multivariat menggunakan metode regresi Cox untuk mengetahui hazard rasio berdasarkan waktu terjadinya dehisensi. Hasil: Angka kejadian dehisensi pada neonatus dengan pembedahan abdominal adalah sebesar 39/159 (24,5%) kasus. Rerata waktu kejadian adalah hari ke-11 (kisaran 5-28 hari) pascaoperasi. Rerata lama rawat pasien dengan dehisensi lebih panjang yaitu 36 (5-96) hari dibandingkan dengan yang tidak dehisensi 21 hari (2-155) hari (P=0,001). Terdapat 28,2% 11/39 (28,2%) kasus dengan infeksi luka operasi dan angka kematian sebanyak (9/39 (25%) kasus. Tidak didapatkan faktor prediktor yang bermakna untuk terjadinya dehisensi pada neonatus dengan pembedahan abdominal. Kesimpulan: Tidak didapatkan faktor prediktor yang bermakna untuk terjadinya dehisensi pada neonatus dengan pembedahan abdominal. Diperlukan penelitian lanjutan dengan desain yang lebih baik, yaitu secara prospektif dan mempertimbangkan faktor-faktor prediktor lain seperti status gizi, penyakit penyerta (penyakit sistem respirasi, instabilitas hemodinamik) serta faktor intraoperatif (lama, jenis insisi dan jenis penutupan luka).
Background: Abdominal wound dehiscence is a rare complication of surgery but often fatal. The risk factors from previous studies were age less than 1 year, malnutrition, hypoalbuminemia, severe infection, median incision and emergency surgery. The study of abdominal wound dehiscence in neonates was scarce. Objective: To determine whether sepsis, anemia, hypoalbuminemia, thrombocytopenia, male gender, emergency surgery, preterm and low birth weight (LBW) are predictors of dehiscence in neonates with abdominal surgery. Methods: We conducted a retrospective cohort study using medical records involving 128 neonates with abdominal surgery at Sardjito Hospital, Yogyakarta in Januari 2011-December 2016. We calculated the incidence of dehiscence and relative risks with 95% confidence interval of predictors of dehiscence by multivariate analysis. Results: The incidence of dehiscence in neonates with abdominal surgery was 39/159 (24.5%). Average time of occurrence was day 11 (range 5-28 days) after surgery. Hospital stay was significantly longer (p=0.001) in patients with mean 36 days (5-96), whereas those who were without dehiscence was 21 days (2-155). There were 28.2% (11/39 cases) with wound infections and mortality rate was 25% (9/39 cases). There is no predictor factor that statistically significant to predict the abdominal wound dehiscence in neonates. Conclusion: There is no predictor factor that statistically significant to predict the abdominal wound dehiscence in neonates. However, further research will be needed to investigate this matter. Predictor factor such as nutritional state, pulmonary disease, hemodynamic instabillity and surgery-related factors (procedure time, type of incision and type of closure) should be considered.
Kata Kunci : dehisensi, neonatus, pembedahan abdominal, faktor prediktor, luaran