PENGALAMAN SEKSUALITAS PENDERITA KANKER SERVIKS SETELAH MENJALANI HISTEREKTOMI DAN KEMOTERAPI
YUSTINA ANINDYAWATI, Pembimbing I: Sri Warsini, S.Kep., Ns. M.Kes.,PhD ; Pembimbing II:Dr.Wenny Artanty Nisman, S.Kep., Ns. M.Kes
2017 | Tesis | S2 KeperawatanINTISARI Latar Belakang: Masalah gangguan fungsi seksual yang terjadi pada penderita kanker serviks setelah menjalani histerektomi dan kemoterapi merupakan ketakutan dan trauma emosional serta sebagai suatu pengalaman hidup bagi perempuan yang mengalaminya, sehingga pengungkapan masalah seksualitas penderita kanker serviks sangat penting untuk membantu perawat maternitas dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya konseling tentang seksualitas. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai pengalaman seksual penderita kanker serviks setelah menjalani histerektomi dan kemoterapi. Metode: Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini melibatkan 5 penderita kanker serviks stadium IIB, sexual active, dan sudah dilakukan histerektomi dan kemoterapi. Pengambilan data dari bulan April-Mei 2017 secara purposive sampling dan wawancara semi struktur face to fase. Analisa data menggunakan teknik Coalizzi. Hasil: Penelitian ini mengidentifikasi 4 tema utama yaitu: 1) Perubahan dan penyesuaian aktivitas seksual wanita setelah menjalani histerektomi dan kemoterapi, yaitu: perubahan aktivitas seksual dan penyesuaian hubungan seksual untuk mengatasi masalah ketidaknyamanan. Semua responden merasakan adanya penurunan hasrat seksual setelah menjalani histerektomi dan kemoterapi. Penyesuaian yang dilakukan untuk mengatasi perubahan tersebut: memperhatikan ekspresi istri saat melakukan hubungan seksual, memperpendek durasi hubungan seksual dan menggunakan kondom saat berhubungan seksual 2) Riwayat penyakit menyisakan kekhawatiran, dimana hal ini merupakan hambatan istri saat berhubungan seksual. Kekhawatiran tersebut karena adanya rasa takut terjadi nyeri, perdarahan dan akan memperparah penyakitnya bila melakukan hubungan seksual. 3) Ekspektasi istri terhadap suami tentang keharmonisan keluarga ditengah keterbatasan istri dalam memberikan pelayanan hubungan seksual, yaitu berharap suami tetap setia dan memberikan dukungan terhadap kondisinya sekarang 4) Harapan penderita terhadap tenaga kesehatan, yaitu petugas kesehatan lebih proaktif dalam memberikan informasi dan konseling tentang seksualitas pada penderita kanker servik terutama yang telah menjalani histerektomi dan kemoterapi Kesimpulan: Adanya rasa takut dan ketidaknyamanan saat melakukan hubungan seksual serta respon psikologi pasien akibat efek samping dari terapi yang dijalani menjadi hambatan saat penderita kanker serviks melakukan hubungan seksual. Untuk itu, adanya dukungan emosional dari suami dan dukungan dan informasi dari tenaga kesehatan tentang hubungan seksual bagi penderita kanker serviks dan pasangannya sangat diperlukan agar dapat membantu mengurangi kekhawatiran dan lebih meningkatkan hubungan seksual antara penderita kanker serviks dengan pasangannya. Kata Kunci: seksualitas, histerektomi dan kemoterapi, in-depth interview
ABSTRACT Background: The problem of sexual dysfunction that occur in cervical cancer patients after undergoing hysterectomy and chemotherapy is a fear and an emotional trauma as well as a life experience for women who experience it, so disclosure of the problem related to the sexuality of cervical cancer patients is very important to assist maternity nurse in giving nursing care, especially counseling about sexuality. This study aims to get an overview of the sexual experience of cervical cancer patients after undergoing hysterectomy and chemotherapy. Method: This qualitative study with phenomenology approach with 5 patients of stage IIB cervical cancer, sexual active, who had done hysterectomy and chemotherapy. Data collection from April to May 2017 by purposive sampling with semi-structured face to face interviews. Data analysis was done by analysis Colaizzi. Results: This study identifies 4 main themes: 1) Changes and adjustment of women's sexual activity after undergoing hysterectomy and chemotherapy, consisting of: changes in sexual activity and adjustment of sexual intercourse to solve discomfort problem. All respondents felt a decrease in sexual desire after undergoing hysterectomy and chemotherapy. Adjustments include: during sexual intercourse husband using condoms, pay attention to the expression of the wife during sexual intercourse and shorten the duration of sexual relations and waiting for the wife really ready to have sexual intercourse. 2) The history of the diseases leaves a worry, and this is obstacles of the wife during sexual intercourse. The fear of the emergence of pain, re-emerged bleeding and fear will aggravate the disease causing them to worry in sexual intercourse. 3) Wife����¯�¿�½������¢������¯������¿������½������¯������¿������½s expectation toward husband about family harmony amid the limitations of the wife in providing sexual intercourse services: husbands remain faithful and understand the condition of the wife. 4) The hope of cervical cancer patients toward health worker: health workers remain proactive to take informations and counseling, especially about sexual relations for patients with cervical cancer patiens after undergoing hysterectomy and chemotherapy. Conclusion: There is fear and discomfort during sexual intercourse and patient psychological response due to side effects of therapy being undertaken become of the cervical cancer patients during sexual intercourse. Therefore, get emotional support from their husbands and get support and information from health workers about sexual intercourse for cervical cancer patients and their partners is necessary in order to help reduce worries and further improve the sexual intercourse between cervical cancer patients and their partners. Keywords: sexuality, hysterectomy and chemotherapy, in-depth interview
Kata Kunci : seksualitas, histerektomi dan kemoterapi, in-depth interview/sexuality, hysterectomy and chemotherapy, in-depth interview