ISU AGAMA BAGI POLITISI MYANMAR Upaya Politisi Myanmar dalam Menggunakan Isu Agama Terhadap konflik Burma Buddha dan Rakhine Muslim (Rohingya)

YULIANA SANDRA F, Prof. Dr. Mohtar Masoed, MA.

2017 | Tesis | S2 Ketahanan Nasional

Aktor politik Myanmar mencoba untuk mencari legitimasi moral secara politik, untuk mendapatkannya para kator politik tersebut harus memperoleh dukungan dari institusi yang dihormati dan disegani oleh masyarakat Myanmar. Dikarenakan sebagian besar masyarakat Myanmar merupakan penganut kepercayaan Buddha Theravada, isntitusi tertinggi yang memiliki pengaruh yang kuat bagi agama tersebut dikenal dengan sebutan Sangha. Para aktor politik memerlukan suara mayoritas untuk mendapatkan dukungan di pemerintahan, sehingga untuk mendapatkan dukungan tersebut membuat mereka harus secara hati-hati memperhatikan keinginan dan juga harapan masyarakat mayoritas dan juga Sangha. Untuk mendapatkan dukungan, para aktor politik tersebut akan berusaha mendapatkan simpati dengan cara melakukan apapun yang menunjukkan mereka adalah sosok pimpinan yang ideal bagi warga Myanmar. Namun, dalam upayanya untuk mendapatkan dukungan tersebut ternyata telah memberikan sumbangan bagi kekerasan yang terjadi antara mayoritas Buddha dan Muslim minoritas Rohingya di wilayah Rakhine.

Political Actors of Myanmar looking for political or moral legitimacy, in doing so the politician need support from the highest and legitimate institution. Because of mostly the people in Myanmar considered Buddhist Theravada, political actors need to be more careful and accommodate the need and Interest of this majority supporters. In the course of doing so, the political actors must appeal to the belief of the peoples idealized Burmese king through their appealing, action and their policy. But, this political actors effort to gaining support has taken to serious impact toward violence between the Buddhist majority and the Muslim minority form Rakhine state known as Rohingya.

Kata Kunci : Aktor Politik, Isu Agama, Konflik