Ekspresi Emosi Keluarga dan Persepsi Hubungan Orangtua-anak terhadap Munculnya Gejala Perilaku Disruptive Remaja
NANDY AGUSTIN SY, Prof. Dr. Subandi, MA.,Ph.D
2017 | Tesis | S2 PsikologiPerilaku disruptive menurut DSM 5 adalah pola perilaku melanggar hak orang lain, agresi, perusakan properti dan perilaku yang membawa individu mengalami konflik yang signifikan dengan pelanggaran norma sosial atau figur oritas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji signifikansi dua faktor yang berasal dari keluarga terhadap munculnya perilaku disruptive yaitu ekspresi emosi keluarga dan persepsi hubungan orangtua-anak. Sampel penelitian ini adalah 237 remaja yang berusia 15-18 Tahun dan tinggal dengan orangtua mereka yang didapatkan dari pemberian skala SDQ, LEE dan PACQ. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi berganda kedua variabel prediktor penelitian ini menjelaskan adanya pengaruh sebesar 5.3% dengan varians (R2=0.053, F(3.235)= 0.013, p<0.05). Implikasi dari penelitian ini adalah ekspresi emosi orangtua dan persepsi hubungan orangtua anak adalah dua faktor yang dapat berkontribusi terhadap munculnya gejala perilaku disruptive remaja, meskipun jika di analisis secara terpisah persepsi hubungan orangtua anak terhadap ibu tidak berpengaruh.
Disruptive behavior according to DSM 5 is a pattern of behavior that violates the rights of others, aggression, property destruction and or that leads individuals to experience significant conflicts with violations of social norms or authority figures. This study aims to examine the significance of two factors derived from the family towards the emergence of disruptive behavior that are the family expressed emotion and perceived of parent-child relationships. There are 237 teenagers was participated in this study (aged 15-18 years old) who lived with their parent obtained from the scaling of SDQ, LEE and PACQ. The result of the regression indicated the two predictors explained 5.3% of variance (R2=0.053, F(3.235)= 0.013,p<0.05).The implications of this study are the family expressed emotion and perceived of parent-child relationships are two factors that can contributed to the emergence of disruptive behavior symptoms in adolescent, although if analyzed separately perceived of parent-child relationships towards a mother has no effect.
Kata Kunci : perilaku disruptive, ekspresi emosi keluarga, persepsi hubungan orangtua-anak