Pengaruh Penerapan Good Agriculture Practices (GAP) terhadap Produktivitas Bawang Merah di Kabupaten Bantul

SUHARNI, Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, M.P.; Dr. Jamhari, S.P., M.P.

2017 | Tesis | S2 MANAJEMEN AGRIBISNIS

Kabupaten Bantul merupakan sentra bawang merah di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi adalah produktivitas bawang merah yang masih rendah. Pada tahun 2015, produktivitas bawang merah di Kabupaten Bantul sebesar 7,66 ton/ha. Penerapan Good Agriculture Practices (GAP) merupakan salah satu bentuk adopsi teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas bawang merah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerapan GAP, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan GAP, dan mengetahui pengaruh tingkat penerapan GAP dan faktor lainnya terhadap produktivitas bawang merah di Kabupaten Bantul. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan teknik purposive, yaitu di Kecamatan Sanden dan Kretek yang merupakan sentra produksi bawang merah di Kabupaten Bantul. Penelitian dilakukan terhadap 60 orang petani sampel bawang merah, 30 orang dari Kecamatan Kretek dan 30 orang dari Kecamatan Sanden yang dipilih secara acak sederhana. Penelitian ini menggunakan teknik skoring dengan skala likert untuk mengukur tingkat penerapan GAP, sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penerapan GAP dan produktivitas bawang merah digunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat penerapan GAP bawang merah di Kabupaten Bantul rendah. Faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap tingkat penerapan GAP adalah luas lahan, pendidikan petani, pengalaman usahatani, dan ketersediaan sarana produksi. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh positif terhadap produktivitas bawang merah adalah tingkat penerapan GAP, jumlah benih, jumlah pestisida padat, dan jumlah tenaga kerja.

Bantul Regency is one of the center of shallots in Indonesia. The problem is the low shallot productivity. In 2015, the productivity of shallots in Bantul Regency was 7.66 tons/ha. The implementation of Good Agriculture Practices (GAP) is a form of technology adoption that aims to improve the shallot productivity. The purposes of this study were to determine the level of application of shallots GAP, to determine the factors that affect the application of GAP, and to find out the factors that influenced the shallots productivity. The selection of research location was done by purposive technique, which was in Sanden and Kretek districts as the production centers of shallots in Bantul Regency. The study was conducted on sixty shallot farmers, thirty people from Kretek District and the other thirty people from Sanden District, selected by simple random sampling. This research used scoring technique with Likert scale to measure the application level of GAP, while to determine the factors that influenced the application of GAP and shallots productivity, multiple linear regression analysis was used. Result showed that the application level of GAP of shallots in Bantul Regency was low. Land area, farmers� education, farming experience, and availability of farm inputs significantly affected on the application level of GAP. Factors that significantly affected the shallots productivity were the application of GAP, number of seeds, solid pesticides, and labor.

Kata Kunci : Adopsi Teknologi, Bawang Merah, Penerapan GAP, Produktivitas