FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMSIA PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

JONRI M PANDIANGAN, Prof. dr. Hari Kusnanto, DrPH

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Di Indonesia, selain pendarahan, eklamsia masih merupakan penyebab utama kematian ibu dan penyebab kematian perinatal yang tinggi. Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten dengan angka kematian ibu tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab kematian ibu di Kabupaten Bantul pada Tahun 2015 adalah pendarahan, preeklamsia berat, TB, eklamsia, eklamsia post partum, ruptura uteri dan emboli air ketuban. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil di Kabupaten Bantul. Metode : Penelitian ini adalah penelitian non experimental yang menggunakan kasus kontrol dengan perbandingan 1:2. Subjek penelitian yaitu ibu hamil dengan preeklamsia pada tahun 2015 dengan total 107 kasus dan ibu hamil yang tidak menderita preeklamsia sebagai kontrol sebanyak 214, sehingga total sampel sebanyak 321 ibu hamil. Variabel yang diteliti adalah umur, paritas dan BMI, ANC, interval kehamilan dan pendidikan ibu. Hasil: Analisis secara statistik menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan terhadap kejadian preeklamsia adalah BMI (OR=3,69; 95%CI=2,00-7,07) dan umur ibu diatas 35 tahun (OR=2,18; 95%CI=1,24 -3,85). Ibu hamil dengan BMI- kg/m2 memiliki risiko 3,69 lebih tinggi mengalami preeklamsia dibanding ibu hamil dengan BMI 18,50-24,99. Ibu hamil berumur 35 tahun memiliki risiko 2,18 lebih tinggi mengalami preeklamsia dibanding ibu hamil berumur 20-35 tahun. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara BMI dan umur ibu pada saat melahirkan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil. Penelitian ini menyediakan evidence base faktor risiko preeklamsia dan dapat digunakan untuk menilai risiko preeklamsia pada ibu hamil sehingga surveilans rutin faktor risiko ibu hamil pada PWS KIA dapat digunakan untuk mendeteksi kejadian preeklamsia pada sisa kehamilan.

Background : In Indonesia, eclampsia is still a major cause of maternal mortality and a high cause of perinatal death in addition to bleeding. Bantul regency is one of the districts with highest maternal mortality rate in Yogyakarta Special Region. The results of Audit Maternal Perinatal (AMP) concluded that the cause of maternal death in Bantul District in 2015 was bleeding, Severe Preeclampsia, TB, Eclampsia, Eclampsia post partum, Ruptura Urteri and Emboli. The purpose of this studi was to determine the factors associated with the incidence of Preeclampsia in pregnant women in Bantul district. Method: This research is non-experimental research with quantitative approach. The study design used case control study with a ratio of 1: 2. The research subjects were pregnant women with preeclampsia in 2015 with total 107 cases and pregnant women who did not suffer preeclampsia as control as much as 214, so total sample used 321 pregnant women. The variables studied were age, Parity and Body Mass Index (BMI), ANC, maternal and maternal education interval. Results: Statistical results showed that the factors associated with the incidence of preeclampsia were Body Mass Index (3.69, 2.00-7.07) and maternal age over 35 years (2.18, 1.24 to 3.85). Pregnant women with overweight BMI have a 3.69 times greater risk of preeclampsia than normal BMI and pregnant women over 35 have a risk of 2.18 times more pre-eclampsia than women ages 20 to 35. Conclusion: There is a relationship between BMI and maternal age at the time of delivery with the incidence of preeclampsia in pregnant women. This study provides evidence-based risk factors for preeclampsia and can be used to assess the risk of preeclampsia in pregnant women so that routine surveillance of risk factors for pregnant women in PWS KIA can be used to detect the incidence of preeclampsia in the remaining pregnancy.

Kata Kunci : Preeclampsia, risk factor, Bantul, Preeclampsia, risk factor