PENGEMBANGAN USAHATANI PADI BERAS MERAH MELALUI CONTRACT FARMING OLEH PT LENTERA PANEN MANDIRI DI KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN
IRWAN BUDIYANTO, Prof. Dr. Ir. Masyhuri, Dr. Ir. Any Suryantini, MM
2017 | Tesis | S2 MANAJEMEN AGRIBISNISPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan yang tepat dalam sistem kemitraan antara PT Lentera Panen Mandiri (LPM) dengan petani padi beras merah dan untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani padi beras merah yang bermitra dengan PT LPM serta untuk menganalisis kelayakan usaha tani padi beras merah melalui contract farming. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawacara langsung dengan petani padi beras merah di Kecamatan Ngaglik, suplayer kelompok tani, manager lapangan, manager produksi, purchasing (pengadan gabah) dan agronomist dari PT LPM. Data sekunder diperoleh dari dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Kantor Kecamatan dan Desa serta lembaga-lembaga lain yang terkait di dalamnya melalui fasilitas internet. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT dan Analisis Usahatani.. Analisis SWOT terdiri atas empat indikator yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis Usahatani terdiri dari biaya usahatani, penerimaan, pendapatan dan keuntungan serta kelayakan usaha tani. Posisi perusahaan saat ini berada dalam posisi sel 2 yang menunjukkan pertumbuhan usaha. Pada sel 2 matrik internal-eksternal (IE) nilai internal dan eksternal pengembangan contract farming PT Lentera Panen Mandiri dengan petani mitra di Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman memiliki nilai lebih dari 3,0 di Faktor Eksernal dan 2,9 di Faktor Internal, yang dapat disimpulkan perusahaan dalam posisi yang sedang tumbuh dan berkembang serta peluang yang ditawarkan tinggi. Analisis Usahatani padi beras merah yang mengikuti contract farming dengan PT Lentera Panen Mandiri di desa Donoharjo kecamatan Ngaglik total biaya Eksplisit diperoleh Rp 1.072.271,88 dan total biaya Implisit Rp. 260.312,00 sehingga diperoleh total biaya keseluruhan Rp. 1.332.583,22 per 1000 m2/musim. Pada penerimaan usahataninnya diperoleh Rp. 2.328.168,89, dengan rata-rata produksi yang dijual sebanyak 470 kg gabah kering dengan harga 4.950/kg. Untuk pendapatan petani melalui contract farming menerima pendapatan sebesar Rp 1.255.897,01 dan keuntungan yang diterima sebesar Rp. 995.585,02. Pada ratio kelayakan usahatani padi beras merah didapat sebesar 1,74.
This research was aimed to know the development strategy in the system of partnership between PT Lentera Panen Mandiri (LPM) and the farmer of the red grain and to know income of the farming of red grain farm which has partnership with PT LPM and also to analyze the appropriateness of red grain farm through contract farming. The data used in this research is primary data and secondary data. Primary data was collected by direct interview with the red grain farmer in Ngaglik Subdistrict, the supplier of farming group, field manager, production manager, purchasing (provisioning of grain) and agronomist from PT LPM. The secondary data were taken from the Badan Pusat Satatistik (BPS), Agricultural Institution, Subdistrict office and village and also other related institutions accessed by internet. Data analysis was done through SWOT and Farming Analysis. SWOT analysis consist of four indicators, they are strength, weakness, opportunities and threat. Farming Analysis indicator consists of farming costs, gross revenue, net revenue, and profit of the farming cost. Now, the company position is in the second cell of SWOT quadrant that shows the business growth. In the second cell of Internal-External (IE) Matrix, the value of internal and external of contract farming development PT Lentera Panen Mandiri with the farmers in Ngaglik, Sleman has more than 3.0 for External Factors and 2,9 for Internal Factors. The conslusion is that the company is growing and developing, also offering a high chance Red grain Farming Analysis which join contract farming PT Lentera Panen Mandiri in Donoharjo, Ngaglik has total explicit cost Rp 1,072,271.88 and total implicit cost Rp 260,312.00, so the total costs are Rp 1,332,583.22 per 1000 m2/season. They get gross revenue for Rp 2,328,168.89, with the average of productions are 470 kg of dried grain with its price is Rp 4,950/ kg. For net revenue which join contract farming, they get Rp 1,255,897.01 and the profits are Rp 995,585.02. Feasibility ratio of red grain farming is 1,74.
Kata Kunci : PT Lentera Panen Mandiri, Contract farming, Usahatani Padi beras merah