Laporkan Masalah

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS RESTORAN FAT BUBBLE

GATRA VAGANZA, Nurul Indarti

2017 | Tesis | S2 Manajemen

INTISARI Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang dalam tahap proses perubahan yang cukup signifikan. Dengan semakin berkembangnya teknologi, informasi yang diperoleh masyarakat menjadi sangat mudah dan cepat. Perkembangan teknologi ini juga sangat dirasakan dalam industri kuliner dalam mempromosikan menu andalan. Semakin banyaknya generasi milenial saat ini perpaduan antara media sosial dengan kegemaran anak muda saat ini dalam mengabadikan momen yang mereka lewati dan membagikannya melalui media sosial menjadikan media sosial sebagai media yang sangat ampuh dalam menyebarkan informasi. Saat ini setiap remaja yang datang ke restoran yang mereka anggap menarik secara konsep tempat atau restoran yang memiliki menu yang khas mereka tanpa ragu akan membagikan pengalaman tersebut melalui media social. Disatu sisi ini menjadi promosi gratis yang bisa didapatkan pengelola restoran, tapi disisi lain media sosial juga dapat menimbulkan persaingan tidak sehat dengan menyebarkan berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sehingga dapat menimbulkan citra buruk. Fat Bubble adalah restoran yang hadir dengan perpaduan menu yang khas dan konsep tempat yang menghibur. Menu yang dihadirkan bervariasi namun yang menjadi unggulan adalah Taiwan dessert yang cukup digemari khususnya remaja. Saat ini Fat Bubble telah memiliki 7 toko dan diharapkan dapat terus berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan usaha Fat Bubble dengan mengembangkan model bisnis yang sudah ada. Inovasi ini dilakukan untuk mempercepat perkembangan usaha Fat Bubble dengan merubah struktur biaya yang diperlukan dalam membangun Fat Bubble sehingga menciptakan konsep yang baru. Dengan menggunakan analisa berdasarkan Fokus Grup Diskusi dengan pelanggan Fat Bubble untuk mendapatkan masukan yang dapat mendukung pengembangan usaha yang dilakukan yang kemudian dituangkan menjadi peta empati kemudian menjadi kanvas model bisnis yang baru. Hasilnya menunjukan bahwa konsep Fat Bubble Express dari segi ekonomi dapat dikatakan layak. Kata kunci: restoran, Fat Bubble, peta empati, model bisnis, studi kelayakan bisnis.

ABSTRACT Indonesia as a developing country is currently in the process of significant changes. With the development of technology, information obtained by the community becomes very easy and fast. The development of this technology is also very felt in the culinary industry in promoting the menu mainstay. The increasing number of millennial generation is currently a mix between social media with the passion of young people today in perpetuating the moment they passed and share it through social media to make social media as a very powerful medium in disseminating information. Nowadays every teenager who comes to a restaurant that they consider is a conceptual place or restaurant that has their distinctive menu without a doubt will share the experience through social media. On the one hand this becomes a free promotion that can be obtained by the manager of the restaurant, but on the other hand social media can also lead to unhealthy competition by spreading the news that can not be accounted for truth so as to cause bad image. Fat Bubble is a restaurant that comes with a distinctive menu blend and an entertaining place concept. The menu is presented varies but the seed is Taiwan dessert is quite popular, especially teenagers. Fat Bubble currently has 7 stores and is expected to continue to grow. This study aims to develop Fat Bubble business by developing an existing business model. This innovation is done to accelerate the development of Fat Bubble business by changing the cost structure needed in building Fat Bubble so as to create a new concept. By using analysis based on Focus Group Discussion with Fat Bubble customers to get inputs that can support the development of the business undertaken which then poured into a map of empathy then a new business model canvas. The results show that the concept of Fat Bubble Express in terms of economics can be considered feasible. Keywords: restaurant, Fat Bubble, empathy map, business model, business feasibilitystudy.

Kata Kunci : Restoran, Fat Bubble, Peta Empati, Model Bisnis, Studi Kelayakan Bisnis