Laporkan Masalah

STUDI PARASIT GASTROINTESTINAL DAN GAMBARAN DARAH PADA GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH, TAMAN NASIONAL WAYKAMBAS, PROPINSI LAMPUNG

DWI INDAH KIRJAWANTI, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si.; Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, M.P.

2017 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) termasuk satwa dalam Apendiks I CITES dan oleh Lembaga Konservasi Dunia atau IUCN ditetapkan dalam kategori critically endangered. Berkurangnya jumlah gajah karena penyusutan habitat serta pembunuhan akibat konflik dengan manusia dan perburuan untuk diambil gadingnya. Kesehatan gajah dapat dipengaruhi oleh keberadaan parasit di dalam tubuh. Parasit pada gajah Sumatera belum banyak diketahui dan diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman parasit gastrointestinal pada gajah Sumatera di Taman Nasional Waykambas, dan hubungannya dengan gambaran darah gajah. Sampel darah dan feses diambil dari 25 ekor gajah yang sama di Pusat Konservasi Gajah (PKG), Taman Nasional Waykambas. Pengambilan sampel darah dilakukan pada vena aurikularis, kemudian 25 sampel diperiksa darah rutin di laboratorium Rumah Sakit Mardi Waluyo, Metro. Pemeriksaan feses dilakukan dengan metode natif, metode apung, dan metode modifikasi Parfitt dan Banks. Hasil pemeriksaan diperoleh berdasarkan karakteristik morfologi telur parasit yang ditemukan di dalam feses kemudian dihubungkan dengan gambaran darah gajah. Hasil penelitian menunjukkan 25/25 (100%) terinfeksi cacing gastrointestinal. Persentase tingkat infeksi cacing dari tinggi ke rendah berturut-turut adalah 14/25 (56%) terinfeksi Paramphistomum spp., 6/25 (24%) terinfeksi cacing golongan Strongyle, dan 5/25 (20%) terinfeksi campuran cacing golongan Strongyle dan Paramphistomum spp. Rata-rata hasil pemeriksaan darah gajah di PKG adalah jumlah sel darah putih 12,104 kurang lebih 2,819 x103/mikroliter; jumlah sel darah merah 3,177 kurang lebih 0,282x106/mikroliter, kadar hemoglobin 12,96 kurang lebih 1,008 gr%, PCV 34, 44 kurang lebih2,482 gr%; MCV 108,54 kurang lebih 3,857 fl; MCH 40,84 kurang lebih 1,808 pg; MCHC 37,604 kurang lebih 0,874 gr%; dan trombosit 247,28 kurang lebih 79,844x103/mikroliter. Hasil pemeriksaan diferensial lekosit meliputi jumlah eosinofil 3 kurang lebih 3,723 %; basofil 0 %; netrofil band 0,96 kurang lebih 1,023 %, netrofil segmented 44,56 kurang lebih 10,273 %; limfosit 44 kurang lebih 11,768 %; dan monosit 5,512 kurang lebih 3,816 %. Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa 100% gajah PKG yang diperiksa positif terinfeksi cacing gastrointestinal dan gambaran darah semua gajah yang diteliti menunjukkan nilai dalam range normal.

The Sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) includes animals in Appendix I of CITES and by the World Conservation Institute or IUCN specified in critically endangered categories. Reduced number of elephants due to habitat depletion as well as man-made killing and hunting for tusks. Elephant health can be affected by the presence of parasites in the body. Parasites in Sumatran elephants have not been widely known and studied. This study aims to determine the diversity of gastrointestinal parasites in Sumatran elephants in Waykambas National Park and their relation with elephant blood values. Blood and fecal samples were taken from the same 25 elephants at the Elephant Conservation Center (PKG), Waykambas National Park. Blood sampling was performed on auricular vein, then 25 samples were routinely examined in Mardi Waluyo Metro hospital laboratory. Fecal examinations were done by direct smear method, floating method, and modification of Parfitt and Banks method. The results of the examination were identified based on the morphological characteristics of gastrointestinal parasite eggs then linked with elephant blood values. The results showed 25/25 (100%) elephants were infected with gastrointestinal worms. The percentage of worm infection rates from high to low was 14/25 (56%) elephant infected by Paramphistomum spp., 6/25 (24%) elephant infected by Strongyle worms, and 5/25 (20%) mix infections worms Strongyle and Paramphistomum spp. The average of PKG elephant blood values result were white blood cell count 12,104 kurang lebih 2,819 x103/femtoliter; red blood cell count 3,177 kurang lebih 0,282x106/femtoliter; hemoglobin level 12,96 kurang lebih 1,008 gr%; PCV 34,44 kurang lebih 2,482 gr%; MCV 108,54 kurang lebih 3,857 femtoliter; MCH 40.84 kurang lebih1.808 pg; MCHC 37,604 kurang lebih 0,874 gr%; and platelet 247,28 kurang lebih 79,844x103/ femtoliter. Differential leukocytes results were eosinophils 3 kurang lebih 3.723%; basophil 0%; neutrophil band 0.96 kurang lebih 1.023%, neutrophil segmented 44.56 kurang lebih 10.273%; lymphocytes 44 kurang lebih 11,768%; and monocytes 5.512 kurang lebih 3.816%. Overall results showed that 100% of PKG elephants were positively infected with gastrointestinal worms, and blood value of all elephants showed in normal range values.

Kata Kunci : parasit gastrointestinal, gambaran darah, gajah Sumatera, Pusat Konservasi Gajah, Taman Nasional Waykambas

  1. S2-2017-388338-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388338-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388338-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388338-title.pdf