Strategi Bertahan Hidup Buruh Kerok Batik Cap :(Studi Life History Delapan Buruh Putting-Out System yang Bekerja di Industri Rumahan Batik Sidomulyo Tirtodipuran Yogyakarta).
AISYAH, Meta , Soeprapto
2014 | Skripsi | SosiologiAbstrak Dalam proses pembuatan barang industri, beberapa tahap kadang kala dikerjakan diluar tempat produksi. Sistem produksi semacam ini dinamakan sistem produksi putting-out. Salah satu industri yang menerapkan sistem produksi tersebut adalah industri rumahan batik cap Sidomulyo yang berada di Tirtodipuran kota Yogyakarta. Salah satu tahap produksi yang dikerjakan dengan sistem ini ialah proses kerok dan remuk. Proses kerok ialah proses menghilangkan malam disalah satu sisi kain dengan cara mengerok sesuai motif dan perencanaan pewarnaan. Sedangkan proses remuk ialah proses pencucian batik yang bertujuan menghilangkan malam disisi kain yang belum dikerok. Remuk juga bertujuan untuk menghilangkan warna biru dari proses wedel yang dilakukan sebelum kerok. Buruh mengambil kain dirumah juragan dengan menggunakan sepeda dari rumah mereka di Kasihan Bantul. Upah pengerjaan untuk tiap kain terhitung murah belum lagi itu akan terkena potongan bila kain hasil kerok dan remuk tak sempurna, bahkan tak dibayar bila jumlah keruskan banyak. Denda akan diberlakukan bila kain sobek. Pengerjaan remuk menggunakan larutan kimia caustik yang limbahnya menjadi resiko bagi buruh. Potensi kecelakaan saat membawa kain dengan sepeda juga menghantui buruh ini. Meski upahnya rendah dan banyak resiko kerja yang harus ditanggung, buruh tetap bertahan demi melanjutkan hidup. Lantas bagaimana strategi buruh untuk bertahan hidup. Untuk mendapatkan gambaran detail tentang pengalaman individu para buruh kerok penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Agar mendapat pemahaman lebih jauh tentang kehidupannya, keluarga-keluarga yang terlibat didalamnya, maka digunakan pendekatan life history. Life history ini diangkat dari pengalaman tiga rumah tangga dimana didalamnya terdapat delapan anggota yang bekerja sebagai buruh kerok. Tiga keluarga itu diamati secara partisipatoris dan diwawancarai secara mendalam. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Pengalaman hidup buruh dan keluarganya disampaikan dengan penulisan kisah keluarga buruh. Temuan lapangan menunjukan bahwa, agar bisa bertahan hidup para buruh kerok ini memadukan beberapa strategi. Strategi-strategi itu dikelompokkan dalam tiga strategi besar. Strategi pertama ialah tetap bertahan pada profesi mereka sebagai buruh kerok. Penghasilan sebagai buruh kerok menjadi sumber dana utama bagi buruh untuk bertahan hidup. Kedua mencari tambahan penghasilan. Untuk itu buruh memanfaatkan sumber daya yang ia punya seperti bekerja pada juragan lain, ikut arisan, menjadi buruh tani, menjual malam sisa kerok, menjual kain hadiah dari juragan dan mengontrakan rumah. Stategi ketiga yaitu melakukan penghematan dengan cara memasak menggunakan kayu bakar, memasak makanan sendiri karena harga makanan di warung makan lebih mahal, menanam sayuran di pekarangan rumah dan sawah serta meminta anak yang telah bekerja untuk membayarkan rekening listrik. Kata kunci : buruh kerok, juragan, remukan, putting-out, resiko, strategi bertahan hidup.
Kata Kunci : Bertahan Hidup