Disiplin dan Militerisme di Sekolah:(Studi tentang Reproduksi Militerisme pada Proses Pendisiplinan dan Kegiatan Paskibra/Pasparandi Ranah Sekolah SMAN I Mertoyudan dan SMAN 1 Kota Magelang).
RINALDHI, FX. Aditya, Suharko
2014 | Skripsi | SosiologiABSTRAKSI Militerisme yang terjadi di Indonesia telah berlangsung melalui proses yang panjang. Melalui berbagai periode zaman, militerisme telah berubah menjadi sebuah pola pikir yang kadangkala disadari atau tidak telah menjadi bagian pada masyarakat sipil. Secara khusus dapat dikatakan bahwa militerisme telah menjadi wabah di dalam komunitas sipil yang diinternalisasikan sebagai sebuah nilai yang wajar. Pemahaman inilah yang menjadi dasar bahwa di simbol-simbol militerisme masih menjadi praktik di dalam masyarakat. Hadirnya militerisme memang tidak lepas dari proses militerisasi di Indonesia. Melalui proses yang cukup panjang terutama pada rezim Orde Baru, militerisasi telah menjelma menjadi suatu kekuatan ketika itu. Hingga saat ini pun militerisasi tetap masih ada meskipun jumlahnya sangat sedikit. Namun demikian yang menjadi persoalan adalah kemunculan militerisme di dalam masyarakat sipil. Munculnya bentuk-bentuk tindak kekerasan, pedoman nilai militer di sipil, serta penggunaan atribut militer dengan tujuan tertentu dalam komunitas sipil menjadi sebuah bukti bahwa militerisme masih berkembang di Indonesia Dalam bidang pendidikan militerisme sendiri pernah menjadi persoalan ketika muncul pendidikan kewiraan, bela negara dalam organisasi sekolah, perploncoan,disiplin, dan penggunaan simbol militer di dalam sekolah. Dalam ranah tersebutlah militerisme tumbuh subur dan menjadi bagian dari praktik proses keberlangsungan terutama dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler seperti paskibra yang dapat berpengaruh pada sekolah. Melalui proses reproduksi di dalam sekolah meiliterisme diantarkan menjadi bagian di dalam skema kegiatan di dalam sekolah. Proses pendidikan di dalam SMAN 1 Mertoyudan dan SMAN 1 Kota Magelang melibatkan proses interaksi di dalam keseharian pada segala aspek kegiatannya. Tentunya hal ini berdekatan erat dengan bagaimana proses kegiatan di dalam sekolah terjadi. Di dalam kegiatan sekolah, pada umumnya dilaksanakan atas dasar pengawasan dan kontrol yang dilakukan oleh pelaku pendidikan di dalamnya mulai dari kepala sekolah, guru, hingga siswa. Dengan mengambil setting di wilayah Magelang, penelitian ini akan melihat seberapa jauh jejak militerisme yang muncul dengan perbandingan kedua sekolah di wilayah yang berbeda lingkungannya. Kata Kunci: militerisme, sekolah, reproduksi, displin, paskibra
Kata Kunci : Militerisme