Laporkan Masalah

Pandangan Dunia Panti Jompo : (Stusi Fenomenologi Interaksi Penghuni Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, Jawa Tengah).

ADI, Yustia Atsanatrilova, Supraja

2013 | Skripsi | Sosiologi

ABSTRAKSI Tingginya angka pertumbuhan lanjut usia yang lebih tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi ini menjadi sebuah bencana ketika tidak mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat dan pemerintah. Globalisasi yang kemudian memunculkakn industrialisasi dimana-mana termasuk di Kota Surakarta mengakibatkan adanya perubahan pola keluarga dari keluarga besar (ekstended family) menjadi keluarga kecil (Nuclear family). Ketika seseorang dihadapkan pada tuntutan kerja yang tinggi, adanya nilai keluarga kecil, dan adanya konflik internal menjadikan mereka menganggap anggota keluarganya yang sudah lanjut usia meskipun bukan orang tuanya kini dianggap sebagai orang lain dan diserahkan ke panti jompo. Masyarakat pada umumnya memandang panti jompo sebagai momok bagi mereka dan mereka tidak ingin tinggal di panti jompo termasuk bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin. Keterbatasan dalam memperoleh akses memaksa keluarga untuk menitipkan anggota keluarga mereka yang lanjut usia ke panti jompo meskipun lansia sebagai aktor menolaknya. Ketika kita mengetahui bagaimana pandangan aktor terhadap panti jompo akan menjadi lebih valid ketika kita membicarakan panti jompo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis sebagai upaya untuk memperoleh keaslian pandangan penghuni. Penelitian ini menggunakan hasil data primer yang dilakukan dengan wawancara dengan aktor yaitu lansia penghuni panti jompo dan observasi non partisipan. Penelitian ini menemukan hasil bahwa proses membangun dunia sosial di panti jompo terjadi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi pengetahuan tentang identitas lansia terlantar dan fungsi panti jompo. Realitas objektif yang terbentuk tentang panti jompo adalah sebagai tempat terbaik untuk lansia terlantar. Meskipun secara subjektif tidak menerima, namun adanya eksternalisasi dari masyarakat yang membenarkan realitas objektif tersebut, Dibaregi dengan objektifasi realitas ini dengan adanya panti jompo sebagai institusi yang selalu melembagakan realitas tersebut dan melegitimasi penghuni sebagai lansia terlantar. Dalam proses internalisasi yang disebut dengan realitas subjektif. Terdapat 2 pandangan yaitu menolak realitas objektif tersebut dengan tidak mengakui bahwa dirinya adalah lansia terlantar dan tidak lebih bahagia tinggal di panti jompodan ada yang menerima dengan mengakui dirinya sebagai lansia terlantar dan memandang hidup di panti jompo lebih baik daripada kehidupan sebelumnya. Makna yang terbentuk dari membangun dunia sosial di panti jompo ini setidaknya ada 4 pandangan. Ada yang memaknai panti jompo sebagai penjara baginya, ada yang memaknai panti jompo sebagai rumah, ada yang memaknai panti jompo sebagai tempat baginya menemukan ketenangan, dan ada pula yang memandang panti jompo sebagai pelindung baginya dari ketidakpastian. Kata kunci: Lansia terlantar, Panti jompo, Makna

Kata Kunci : Lansia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.