Politisasi Ruang Publik oleh Aktor Intermediari :(Studi kasus Ruang Publik yang ada di Radio Suara Surabaya, Kota Surabaya).
MALIZA, Intan Laras Savitri, AAGN Ari Dwipayana
2013 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)ABSTRAKSI Sebagai aktor, media dapat dipandang melalui di sudut pandang yakni yakni sebagai aktor pemilik kepentingan dan aktor yang menjalankan kepentingan. Sebagai aktor yang menjalankan kepentingan, sejatinya media dipandang sebagai tawanan. Yang dimaksudkan sebagai tawanan adalah media sebagai aktor yang ditawan oleh berbagai kepentingan, dalam cara pandang ini, media dimanfaatkan sebagai instrumen mencapai kekuasaan oleh pihak tertentu. Sedangkan sebagai aktor pemilik kepentingan, media adalah pemilik kepentingan itu sendiri; aktor politik. Sebagai aktor politik, media berorientasi pada kekuasaan. Kekuasaan yang dimaksudkan disini adalah transfer pengaruh, sehingga media dalam hal ini berusaha untuk menunjukkan power yang dimilikinya dengan berupaya menunjukkan pengaruhnya. Salah satu cara media menunjukkan pengaruhnya adalah dengan menggunakan ruang publik. Secara harfiah ruang publik adalah tempat dimana berbagai kepentingan bertemu, yang didalamnya terbentuk otoritas publik. Melalui ruang publik media berusaha mempengaruhi aktor-aktor lain (politik intermediari) agar tercapai apa yang menjadi kepentingannya yakni mempengaruhi kebijakan. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Radio Suara Surabaya. Atas dasar ini kemudian penulis tertarik untuk mengangkat kasus ini sebagai topik dalam skripsinya. Adapun rumusan masalah yang rumus kan sebagai berikut: Bagaimana Politik Intermediari Terjadi Dalam Pemanfaatan Ruang Publik yang ada di Radio Suara Surbaya? Untuk menjawab pertanyaan ini peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Studi kasus dipilih karena dianggap sesuai dengan kasus yang ada pada Radio Suara Surabaya. Pengambilan data dilakukan dengan tiga cara yakni: wawancara, observasi dan tinjauan pustaka. Adapun kerangka teori yang digunakan yakni: teori ruang publik Habermas, teori aktor intermediari dan citizen journalism. Teori ini digunakan karena dianggap sesuai. Kesesuaian dapat dilihat dari bagaimana kasus ruang publik Radio Suara Surabaya ini memiliki kesamaan dengan ruang publik sebagaimana yang diceritakan oleh habermas di dalam bukunya, sehingga teori ini dilihat dapat memberikan menjelaskan tentang kasus ruang publik yang ada di Radio Suara Surabaya. Dari penelitian ini di temukan hasil bahwa ada politisasi ruang publik yang dilakukan oleh Radio Suara Surabaya. Radio ini dengan sengaja memanfaatkan ruang publik yang dimilikinya untuk menekan pemerintah dan stake holders (politisasi). Dalam upayanya mempolitisasi ruang publik, Radio Suara Surabaya memainkan tiga peran yakni sebagai aktor politik, sebagai ruang publik, dan sebagai arena politik intermediari. Dengan menekan pemerintah dan stake holders radio ini dapat mencapai apa yang menjadi kepentingannya, yakni mempengaruhi kebijakan. Kata kunci : Ruang Publik, Media, Aktor Intermediari, Kebijakan Publik,
Kata Kunci : Ruang Publik