Kelas Sosial dan Perbedaan Konsumsi Fashion di Kalangan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada
WIRASTAMI, Pristiqa Ayun, Purwanto
2013 | Skripsi | SosiologiABSTRAKSI Pembedaan kelas sosial dalam masyarakat bisa terlihat dari perbedaan kepemilikan modal ekonomi dan modal sosial. Semakin tinggi kepemilikan modal maka semakin tinggi pula kelas sosial yang disandang, begitu juga sebaliknya, semakin rendah kepemilikan modal maka semakin rendah pula kelas sosialnya. Kelas atas memiliki kecenderungan untuk membedakan diri dengan kelas sosial di bawahnya, sedangkan kelas menengah cenderung membentuk diri seperti seakan-akan kelas atas. Karakteristik masing-masing kelas sosial ini memunculkan pola perilaku konsumsi fashion yang berbeda. Penelitian ini merumuskan dua masalah. Pertama, faktor pembeda yang mempengaruhi perilaku konsumsi fashion antara mahasiswa. Rumusan kedua adalah bentuk perilaku konsumsi fashion masing-masing kelas sosial yaitu mahasiswa kelas atas dan mahasiswa kelas menengah, serta motivasi apa yang melatarbelakangi pembentukan perilaku konsumsi fashion pada kedua kelas sosial tersebut. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Lokasi penelitian di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan melibatkan 6 informan. Informan berasal dari 6 fakultas berbeda, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Biologi, Fakultas Peternakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Fakultas Ilmu Budaya. Berdasarkan hasil peneltian, faktor pembeda yang mempengaruhi perilaku konsumsi fashion didasarkan pada modal ekonomi dan modal sosial. Faktor pembeda berdasarkan modal ekonomi dilihat dari aktivitas konsumsi yang meliputi: aktivitas di waktu luang, aktivitas makan, dan aktivitas belanja produk fashion. Sedangkan pada modal sosial, faktor pembeda dilihat dari relasi pertemanan. Faktor pembeda tersebut kemudian dijadikan acuan untuk menggolongkan informan menjadi kelas atas dan kelas menengah. Selanjutnya dari penggolongan kelas sosial, ditemukan perbedaan perilaku konsumsi. Mahasiswa kelas atas lebih sering mengkonsumsi produk fashion dengan brand impor dan asli, sedangkan mahasiswa kelas menengah lebih memilih produk fashion bermerk yang imitasi. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah konsumsi produk fashion yang dilakukan mahasiswa kelas atas maupun mahasiswa kelas menengah sama-sama bentuk dari konsumsi simbol. Perbedaannya adalah mahasiswa kelas atas selain juga tetap mempertimbangkan kenyamanan dari sebuah produk fashion sehingga mereka memilih produk fashion yang asli. Pemilihan brand impor bagi mahasiswa kelas atas untuk menunjukkan simbol atas kepemilikan modal ekonomi yang besar. Sedangkan bagi mahasiswa kelas menengah, kenyamanan bukanlah aspek penting dalam memilih produk fashion. Bagi mereka merk mahal yang menempel pada produk fashion-lah yang terpenting agar mereka dipandang seakan-akan sebagai bagian dari kelas atas, walaupun produk yang mereka pakai imitasi.
Kata Kunci : Gaya Hidup