Laporkan Masalah

Makna Makam dalam Kehidupan Masyarakat Islam Jawa; (Pemaknaan Mengenai Perilaku Ziarah dalam Masyarakat Islam Jawa di Makam Mbah Sayyid Sulaiman Desa Mancilan, Mojoagung Kabupaten Jombang).

PUJIATI, Halimah Irna, Partini

2013 | Skripsi | Sosiologi

ABSTRAKSI Jombang dikenal sebagai kota santri yang lekat dengan tradisi NU nya, salah satu yang dibahas adalah tradisi ziarah kubur. Ada beberapa tempat tertentu yang dijadikan titik kumpul untuk berziarah, salah satunya adalah makam Mbah Sayyid yang berada di Betek, Mojoagung. Makam ini senantiasa ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan. Jumat legi dipilih masyarakat sebagai puncak pelaksaan ziarah di tempat ini. Fenomena ini senantiasa dimaknai berbeda-beda oleh masyarakat yang melakukannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana masyarakat islam NU memaknai fenomena ziarah kubur di era modern saat ini. Adapun informan yang diambil oleh peneliti, yakni 11 informan. Untuk lebih memahami pemaknaan maka peneliti menggunakan teori rasionalitas dari Weber yang didukung dengan teori kebudayaan dan metode kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Informan yang dipilih adalah informan yang memiliki basis islam NU yang tidak semua mengamini prosesi ziarah kubur. Ziarah merupakan suatu tindakan tradisional yang telah lekat dalam diri masyarakat Islam NU di Jombang. Pandangan mereka mengenai ziarah bermacam-macam tergantung dari tingkat pendidikan, umur, latar belakang keluarga, serta lingkungan. Perbedaan pemaknaan ini ditujukan ke pengunjung makam tokoh dan makam keluarga. Biasanya pengunjung makam tokoh lebih terorganisir dan dilakukan secara komunal, dan pengunjung makam keluarga lebih banyak dilakukan secara individu. Makam tokoh lebih memiliki ketertarikan tersendiri dibandingkan dengan makam keluarga, keyakinan mendapatkan karomah saat berdoa di makam tokoh adalah salah satu motifasi terkuat dalam berziarah ke makam tokoh. Kepercayaan yang dianut menjadi nilai dan semangat tersendiri dalam berziarah, golongan tua mengamini keberadaan tradisi ini, namun bagi pemuda makam bukanlah suatu hal yang dianggap penting untuk dijadikan tujuan religi. Kegiatan ziarah ke makam tokoh telah menjadi tradisi yang terjadi berulang-ulang hingga sekarang. Nilai keagamaan dan tradisi sangat menonjol dalam perilaku tersebut. Selain untuk melihat persepsi masing-masing peziarah, penelitian ini juga memaparkan tentang proses terbentuknya ziarah kubur serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi tumbuh suburnya kepercayaan terhadap orang yang telah meninggal. Adanya faktor pendidikan, umur, serta lingkungan menyebabkan masyarakat peziarah berbeda-beda dalam memaknai makam.

Kata Kunci : Pariwisata


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.