Laporkan Masalah

Geng Sebagai Sebuah Identitas Bagi Pelajar Sekolah Menengah Atas di Kota Yogyakarta.

DEWI, Meilia Riska, Suparjan

2012 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

INTISARI Salah satu persoalan yang menyita perhatian dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah fenomena kekerasan antar pelajar. Kecenderungan pelajar menggunakan tawuran sebagai wahana mengungkapkan kehendak dan identitas diri remaja seusianya telah menggeser kegunaan bahasa verbal. Untuk mencapai keinginan mereka dalam menunjukkan diri, berbagai usaha dilakukan para pelajar seperti membentuk kelompok dan menanamkan idealisme yang sama antar anggotanya. Kelompok pelajar ini kerap disebut sebagai geng atau klik. Geng kemudian berkembang dan tumbuh subur di kalangan pelajar terutama di sekolah menengah atas, khususnya di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai makna identitas bagi anggota geng pelajar SMA, dan menguak langgengnya keberadaan sebuah geng, serta bagaimana aktivitas di dalamnya sehingga mempengaruhi agresivitas mereka. Sebagai sebuah penelitian yang bersifat deskriptif fenomenologis, peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian ini berlokasi di tiga sekolah menengah atas yakni SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMA Negeri 11 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, serta beberapa sekolah menengah atas lain sebagai pelengkap data. Ketiga sekolah ini dipilih karena mempunyai sejarah kasus tawuran yang cukup banyak dibandingkan sekolah lain dan siswanya cukup terbuka dalam mengemukakan masalah yang sedang mereka hadapi. Walaupun termasuk kelompok informal dan dilarang keberadaaanya oleh sekolah, hampir seluruh SMA di Kota Yogyakarta mempunyai geng. Dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik dan teori pembentukan kelompok, peneliti dapat menemukan makna geng bagi seorang pelajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebuah geng memang dianggap sebagai suatu wadah untuk melakukan interaksi dan sosialisasi bagi sebagian pelajar SMA. Anggota geng kemudian melakukan aktivitas-aktivitas yang bila diamati dengan jelas, tujuan utamanya adalah guna menunjukkan identitas diri. Geng pelajar kerap menggunakan simbol-simbol dan nama-nama yang mengarah pada tindakan destruktif untuk menunjukkan siapa dirinya. Setiap interaksi yang terjalin semuanya dilakukan atas dasar solidaritas dan konformitas kelompok yang kemudian membentuk karakter setiap anggota. Alasan inilah yang kemudian paling sering menjadi pemicu terjadinya tawuran dan kenakalan-kenakalan lain yang dilakukan oleh para pelajar.

Kata Kunci : Pendidikan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.