Rentenir dan Pedagang Pasar Tradisional di Pantura:Studi terhadap Relasi Sosial Ekonomi Antar-Aktor
PUSPITANINGRUM, Tri Lestari, AAGN Ari Dwipayana
2012 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)ABSTRAKSI Pasar tradisional merupakan sektor penting bagi bergeraknya roda perekonomian di suatu daerah. Semua pasar tradisional di Pantura terletak di ibukota kecamatan dan terhubung dengan jalur pantura. Jalur Pantura merupakan akses penting bagi perekonomian, pergerakan orang, barang dan jasa. Pasar tradisional bagaikan sumber mata air pendapatan bagi pemerintah daerah karena tak henti-hentinya terus mengalir. Pasar tradisional menjadi arena bagi berbagai aktor dengan berbagai kepentingannya. Sebuah arena dimana semua orang dapat mengaksesnya. Pasar tradisional saat ini tidak lagi sebatas tempat bertemunya penjual dan pembeli, namun ada relasi sosial-ekonomi di dalamnya yang perlu dikaji lebih dalam. Maraknya praktek rentenir di pasar tradisional menggempur para pedagang dalam penyediaan modal. Bagi pedagang yang kepepet modal, rentenir merupakan salah satu alternatif pembiayaan yang mudah bagi pedagang. Dominasi etnis tertentu memainkan peranan dalam penguasaan modal dan perputaran uang di pasar tradisional di Pantura. Penelitian ini merupakan studi mengenai bagaimana relasi kekuasaan antara rentenir dengan pedagang pasar tradisional di Pantura Kabupaten Brebes. Terdapat sembilan lokasi pasar tradisional. Penelitian ini terfokus pada kajian relasi kekuasaan pada sektor sosial-ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasar tradisional dan pemetaan aktor-aktor yang ada di pasar tradisional. Selain itu, penelitian ini juga berusaha memaparkan pola relasi kekuasan yang terbangun antara pedagang pasar tradisional dengan rentenir sebagai aktor institusi finansial informal di pasar tradisional. Studi ini menggunakan konsep: interdependensi aktor, informal trust, dan institusi informal pada sektor ekonomi. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, metode studi kasus dengan desain multikasus holistik. Pemilihan informan menggunakan purposive sampling dan informan bergerak mengikuti prinsip snow ball effect. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rentenir dan pedagang pasar berdasarkan daerah asalnya memiliki perbedaan sebagai penduduk, antara pendatang dengan pribumi. Mereka mempunyai klaim tersendiri atas profesi dan asal kedaerahan. Keduanya berkolaborasi di pasar tradisional membentuk relasi interdependen antaraktor informal. Relasi ini melibatkan dua domain aktor (rentenir dan pedagang pasar) pada satu arena, yaitu pasar tradisonal. Semakin besar pendapatan retribusi di suatu pasar, maka semakin ramai pasar, semakin banyak pedagang dan juga semakin banyak rentenir, begitu pula sebaliknya dimana jumlah retribusi pasar berbanding lurus dengan tingkat keramaian, jumlah pedagang dan rentenir yang ada di suatu pasar. Informal trust muncul pada kedua aktor karena institusi formal tidak mampu memberikan kemudahan bagi pedagang dalam mengakses modal. Walaupun rentenir menetapkan suku bunga yang cukup tinggi akan tetapi, kemudahan yang diberikan menjadikannya tetap eksis dan selalu dicari oleh nasabah dan calon nasabahnya. Keberadaan rentenir yang notabene berasal dari suku Batak, tidak mendapatkan perlawanan dari penduduk pribumi yang notabene Jawa. Hanya saja, penduduk pribumi menyebut mereka dengan gamblang, “Batak”. Stereotipe dari penduduk asli terhadap warga pendatang pun melekat akibat dari akumulasi peran dan perilaku negatifnya.
Kata Kunci : Rentenir; Ekonomi