Laporkan Masalah

Eksistensi Jaminan Sosial Informal Bagi Masyarakat di Pemukiman Liar.

PUTRI, Cahya Katri Kartika, Bahruddin

2013 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)

KESIMPULAN Masyarakat di pemukiman liar yang menempati lahan kota yang ilegal di bantaran Sungai Ciliwung merupakan salah satu kaum miskin kota. Keberadaan mereka yang tinggal di pemukiman liar tidak secara pasti diketahui oleh pemerintah setempat. Pemukiman masyarakat di pemukiman liar bantaran Sungai Ciliwung merupakan pemukiman yang sebenarnya tidak layak huni. Bangunan rumah mereka terdiri dari bangunan permanen, semi permanen, dan nonpermanen. Pemukiman mereka merupakan daerah padat penduduk dengan rumahrumah yang berada di gang-gang sempit dan saling berdekatan satu sama lain. Lahan yang digunakan masyarakat di pemukiman liar tidak memiliki sertifikat tanah. Mereka hanya mempunyai surat pernyataan hak sewa atas tanah negara yang disetujui oleh pemerintah setempat. Mereka juga membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk tetap tinggal di lahan ilegal tersebut. Pemerintah memberikan ijin kepada masyarakat di pemukiman liar untuk tinggal di bantaran Kali Ciliwung karena pertimbangan rasa kemanusiaan sehingga pemerintah belum melakukan penggusuran pada area tersebut. 96 Area pemukiman liar di bantaran Sungai Ciliwung berdekatan dengan pemukiman yang legal. Masyarakat di pemukiman liar memiliki interaksi sosial yang baik antar masyarakatnya termasuk dengan masyarakat yang tinggal di pemukiman legal. Pemukiman liar di bantaran Sungai Ciliwung juga sudah memiliki RT/RW yang bergabung dengan pemukiman ilegal sehingga antara masyarakat ilegal dan masyarakat legal dapat melakukan aktivitas bersama di lingkungan mereka tanpa memandang status kepemilikan tanah. Keberadaan pemukiman liar di bantaran Sungai Ciliwung rentan terhadap bencana banjir dan penggusuran. Masyarakat di pemukiman liar sewaktu-waktu dapat mengalami banjir akibat hujan dan banjir kiriman dari Bogor. Mereka sudah biasa menghadapi situasi banjir secara preventif misalnya dengan membangun rumah dua lantai untuk memindahkan perabotan rumahnya. Mereka menganggap bahwa banjir merupakan rutinitas yang biasa di pemukiman liar bantaran Sungai Ciliwung. Isu penggusuran terhadap pemukiman ternyata belum ada realisasi dari pemerintah setempat. Isu pemberian rumah susun juga tidak ada tindak lanjut dari pemerintah setempat. Masyarakat di pemukiman liar tetap bertahan untuk tinggal di bantaran Sungai Ciliwung karena secara ekonomi mereka tidak memiliki biaya untuk membeli di Rumah Sehat Sederhana (Rsh) dan tidak ingin mengeluarkan biaya untuk menyewa Rumah Susun Sewa (Rusunawa). Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya keterikan secara fungsional karena mereka sudah tinggal di lahan ilegal tersebut selama bertahun-tahun. 97 Masyarakat di pemukiman liar tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya karena keterbatasan ekonomi. Pendapatan mereka lebih banyak digunakan untuk kebutuhan pokok. Mereka mengandakalkan program bantuan dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan kebutuhan pendidikan. Jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah melalui program kartu Keluarga Miskin (Gakin) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara gratis di rumah sakit dan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk masuk sekolah secara gratis bagi anak-anak di pemukiman liar. Pemberian kartu Gakin terhadap masyarakat di pemukiman liar bantaran Sungai Ciliwung masih belum merata sehingga menimbulkan kecemburuan sosial bagi masyarakat di pemukiman liar. Mereka yang tidak memiliki kartu Gakin dapat meminta surat keterangan tidak mampu di Kelurahan Kampung Melayu sehingga mendapatkan keringanan biaya dari pihak rumah sakit. Bantuan pendidikan bagi anak-anak di pemukiman liar dapat meringankan biaya pendidikan bagi para orang tua namun, adanya ada pungutan biaya untuk pembelian seragam sekolah masih dirasakan berat oleh mereka. Pekerja pada sektor informal mendominasi pekerjaan masyarakat di pemukiman liar. Mereka tidak bisa mengandalkan tempat mereka bekerja untuk menjamin kondisi kerentanan mereka seperti jaminan kesehatan, jaminan pendidikan dan jaminan hidup lainnya. Akses jaminan sosial informal bagi mereka berorientasi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat survive di tengah konsumerisme perkotaan.

Kata Kunci : Jaminan Sosial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.