Laporkan Masalah

Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Proyek Percontohan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal Kampung Serangan, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta

MURWINDYA, Indy, ---

2008 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)

Perhatian lembaga donor (Pro LH GTZ) pada partisipasi masyarakat telah menarik Bapedalda Propinsi DIY untuk bekerja sama dengan Dewats dalam mengembangkan partisipasi masyarakat di tahap perencanaan, implementasi (konstruksi dan perawatan), dan monitoring serta evaluasi proyek IPAL Komunal. Proyek yang digunakan contoh IPAL Komunal di kawasan DIY. Berdasar tujuan tersebut, metodologi penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif (kualitatif) dengan pendekatan strukturalis. Pendekatan strukturalis merupakan rangkaian kegiatan penelitian yang didahului oleh deskripsi aktor dan proses proyek. Langkah ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sebelum ditemukannya struktur penjelas proses perwujudan partisipasi masyarakat. Kegiatan perwujudan partisipasi aktif masyarakat mendapat tantangan dari budaya patron klien. Meskipun demikian sosialisasi yang terbuka, intensif, dan sistematis membawa dampak positif dalam hal peningkatan kesadaran masyarakat akan lingkungan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. Saat perencanaan dan konstruksi partisipasi masyarakat belum berkembang di mana pendanaan pemipaan belum berjalan. Saat monitoring untuk proses konstruksi, partisipasi masyarakat sebatas bermanfaat untuk memberi informasi bagi ketepatan dan keakuratan tindakan oleh pemerintah dan LSM. Saat awal perawatan dan evaluasi partisipasi belum berkembang di mana pengumpulan iuran untuk perawatan IPAL belum berjalan, namun partisipasi menjadi berkembang ketika masyarakat mengambil solusi yaitu terjadi swadaya pemipaan dan berjalannya iuran perawatan didukung transparansi (terjadi perwujudan partisipasi aktif masyarakat). Ini terjadi justru ketika pemerintah dan LSM sudah kurang sering mengunjungi masyarakat. Hal yang perlu diperhatikan pemerintah dan LSM dalam pengembangan partisipasi adalah bagaimana supaya ‘tidak tampak’ sebagai patron agar masyarakat mampu dan bersedia mengelola proyek bersama pemerintah dan LSM sejak awal. Di sini pemerintah dan LSM dapat hadir bukan sebagai pemberi bantuan tetapi sebagai fasilitator dan masyarakat dapat dibebaskan memilih ataupun mengembangkan alternatif sanitasi masyarakat sesuai kemampuan. Penyediaan alternatif teknologi lebih dari satu ataupun terbuka terhadap alternatif teknologi yang telah berkembang di masyarakat pun dapat bermanfaat. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah pendekatan partisipatif yang digunakan dalam proyek percontohan IPAL Komunal di Kampung Serangan dapat dikatakan cukup berhasil dan diterima masyarakat. Perawatan yang pada tahun-tahun awal beroperasinya IPAL Komunal dinilai LSM tidak berjalan, pada perkembangannya sudah mulai berjalan dan dapat menopang perawatan.

Kata Kunci : Kesehatan Lingkungan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.